Foto udara suasana pencarian korban tanah longsor di Desa Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Selasa (16/2/2021). (Antara Foto/Zabur Karuru)
Madiunpos.com, NGANJUK -- Alat Early Warning System (EWS) yang ada di Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, sudah satu tahun rusak. Sehingga saat terjadi bencana tanah longsor Minggu (14/2/2021), warga desa setempat tidak mengetahuinya.
Alat EWS yang terpasang di lokasi longsor sudah rusak sekitar satu tahun lalu. Alarm bencana itu belum diperbaiki hingga bencana yang merusak sepuluh rumah itu terjadi.
Seorang warga Desa Ngetos, Muh Rifai, mengatakan beberapa tahun lalu sebenarnya pernah terjadi longsor dan warga mendengar alarm tanda bahaya. Namun, alat itu kini sudah rusak.
Dibacok Tetangga, Pasutri di Lamongan Kritis
“Pas kejadian alatnya rusak. Satu tahun ini. Jadi, tidak bisa nyala,” kata Rifai yang juga menjadi korban tanah longsor tersebut, dikutip dari Antara.
Dia mengaku tidak mengetahui secara pasti terkait perbaikan alat alarm atau EWS tersebut. Namun, dia mengetahui alat itu dipasang di sekitar perkampungannya. Sehingga saat akan terjadi bencana alat tersebut otomatis bekerja.
“Sudah lama rusaknya, sekitar satu tahun. Pasangnya sudah lama. Jadi, ketika akan terjadi longsoran warga mau mengungsi, namun kemarin itu tidak ada [tidak menyala], karena rusak,” jelas dia.
Wakil Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, mengatakan petugas sebelumnya sudah memasang EWS di sejumlah titik untuk mendeteksi dini bencana alam.
“Di beberapa tempat sebenarnya ada, tapi kemarin itu juga tidak bunyi. Ada yang hilang dan kurang perawatan,” kata wakil bupati.
Djumadi menuturkan alat itu fungsinya otomatis sehingga jika ada bencana alam langsung bisa terdeteksi. Namun, karena tidak berfungsi, akhirnya alat tersebut tidak dapat memberikan informasi peringatan dini kepada masyarakat.
Pemkot Madiun Beri Pelatihan Gratis Bagi Para Pencari Kerja, Ini Kriterianya
Kondisi ini akan menjadi evaluasi, supaya kejadian serupa tidak terulang lagi. Dengan keberadaan EWS itu, korban bencana bisa dicegah, terlebih lagi korban manusia.
“Nanti pengadaan baru lagi dan ini akan jadi evaluasi,” kata dia.
Terkait relokasi warga terdampak bencana tanah longsor di Desa Ngetos, Djumadi menyampaikan hal itu sudha dibahas antara bupati, Mensos Tri Rismaharini, dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia Muhadjir Effendi.
Pemkab Nganjuk sendiri berencana merelokasi warga di desa tersebut ke tempat yang lebih aman. Beberapa skema telah disiapkan, seperti pindah ke lokasi rumah di Kecamatan Berbek, yang sudah dibangun terlebih dahulu oleh Dinas PUPR Kabupaten Nganjuk. Selain itu juga bisa tukar guling dengan tanah Perhutani yang berada di Kecamatan Ngetos.
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More
Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali dinobatkan sebagai Best Company to Work For in Asia… Read More
Madiunpos.com, BANJARMASIN – PT Pegadaian Area Kalimantan Selatan dan Tengah, di bawah naungan Kanwil IV… Read More
This website uses cookies.