Waduk Pacal Belum Terisi Maksimal, Dinas Pengairan Bojonegoro Hemat Air

Waduk Pacal Belum Terisi Maksimal, Dinas Pengairan Bojonegoro Hemat Air Situasi Waduk Pacal di Bojonegoro. (JIBI/Solopos/Antara/Slamet Agus Sudarmojo)

    Waduk Pacal di Bojonegoro belum terisi maksimal meskipun musim penghujan sudah berlangsung berbuan-bulan.

    Madiunpos.com, BOJONEGORO — Musim penghujan tak membuat Dinas Pengairan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur boros air. Sebaliknya, pengeluaran air Waduk Pacal di Kecamatan Temayang tetap dihemat karena perolehan air belum maksimal. Hingga Selasa (2/2/2016) Waduk Pacal terisi sekitar 9,1 juta meter kubik.

    "Kami menghemat pengeluaran air Waduk Pacal dengan menutup pintu pengeluaran sejak 30 Januari lalu," kata Kasi Pengelolaan Pemanfaatan Sumber Air Dinas Pengairan Bojonegoro, Dodi Sigit Wijaya, di Bojonegoro, Selasa (2/2/2016).

    Menurut dia, air Waduk Pacal sempat dikeluarkan berkisar 3 m3 hingga 5 m3 per detik, selama 15 hari sejak 15 Januari sampai 30 Januari. Air itu digunakan untuk mengairi tanaman padi musim tanam (MT) I di daerah irigasinya.

    "Luas tanaman padi di sepanjang daerah irigasinya seluas 16.688 hektare. Petani meminta pasokan air hujan, sebab air hujan tidak mencukupi untuk mengairi tanaman padi yang rata-rata masih berusia sebulan," jelasnya.

    Saat ini, lanjut dia, perolehan air Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, baru sekitar 9,1 juta meter kubik dengan ketinggian air pada papan duga mencapai 110,10 meter, padahal ketinggian air yang ditampung di waduk bisa mencapai 113,10 meter, dengan daya tampung sekitar 13 juta meter kubik.

    "Daya tampung Waduk Pacal tidak bisa maksimal, karena bangunan pelimpasnya rusak. Kami berharap hujan Februari bisa menambah air di Waduk Pacal hingga maksimal," katanya, menegaskan.

    Daya Tampung Menurun
    Ia juga menjelaskan petani di sejumlah desa di Kecamatan Kanor, yang merupakan daerah hilir irigasi Waduk Pacal, meminta pasokan air Waduk Pacal untuk mencukupi kebutuhan tanaman padi seluas 800 hektare. Tapi, lanjut dia, permintaan tidak bisa dipenuhi, karena perolehan air Waduk Pacal, masih belum maksimal.

    Meski demikian, katanya, kebutuhan tanaman padi di sejumlah desa di Kecamatan Kanor itu akan dipenuhi dari Bendung Klepek di Kecamatan Sukosewu yang memperoleh pasokan air hujan. "Petani di sejumlah desa di Kecamatan Kanor, rata-rata baru mulai menanam padi," ucapnya.

    Ia juga mengatakan tujuan penghematan air Waduk Pacal, agar air bisa mencukupi untuk memenuhi kebutuhan areal pertanian di daerah irigasinya, pada MT II. Data di kantor Dinas Pengairan, Waduk Pacal memiliki daerah irigasi pertanian seluas 16.688 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Balen, Kapas, Sumberrejo, Kepohbaru, dan Baureno.

    Pada awal dibangun Belanda pada 1933, Waduk Pacal mampu menampung air hingga 42 juta m3, namun sekarang daya tampungnya menurun drastis, disebabkan sedimen yang masuk waduk mencapai 15 ribu meter kubik per tahun, dan rusaknya bangunan pelimpas.



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.