WISATA JATIM : Wisatawan Jatim Didominasi Asia, Pelancong Asal Negara Maju Minim

WISATA JATIM : Wisatawan Jatim Didominasi Asia, Pelancong Asal Negara Maju Minim Sudut Pasar Apung Nusantara di Museum Angkut, Batu. (museumangkut.com)

    Wisata Jatim baru diminati wisatawan Asia, belum ada dari negara maju.

    Madiunpos.com, SURABAYA — Jawa Timur perlu pamor sektor pariwisata di mata internasional guna menggaet lebih banyak pelancong dari negara-negara maju tandang.

    Ekonom Universitas Airlangga Rudi Purwono berpendapat untuk mencapai itu maka status Provinsi Jawa Timur harus lebih dari sekadar cukup baik dalam pelayanan transportasi dan sumber daya manusia pariwisata.

    Wisatawan dari negara-negara mapan merupakan konsumen potensial bagi bisnis pariwisata di Jatim. Berbekal daya beli mereka yang tinggi sehingga berani menghabiskan lebih banyak uang di Indonesia.

    “Mereka jadi spending money di sini, dan ini akan jadi pemasukan bagi pemerintah [khususnya pemerintah daerah],” katanya saat dihubungi Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/1/2015).

    Sejauh ini, belum banyak pelancong asal negara-negara maju seperti yang bermukim di kawasan Eropa bertandang ke Jatim. Selama November 2015 lalu, ada tiga negara yang menyumbang kunjungan wisata paling banyak, yaitu Malaysia, Singapura, dan Tiongkok.

    Saat itu, pelancong asal Malaysia mencapai 6.478 orang atau naik 76,75% terhadap Oktober 2015. Untuk Singapura ada 1.971 kunjungan (naik 27,66%), dan terbanyak ketiga dari Tiongkok 1.723 orang (tumbuh 31,2%).

    10 Negara Utama
    Badan Pusat Statistik Jawa Timur melansir secara total ada 10 negara utama yang paling sering melancong ke provinsi ini. Selain tiga negara tadi, ada pula Taiwan, Jepang, Amerika Serikat, Australia, India, Thailand, dan Korea Selatan.

    Peran sepuluh negara itu terhadap jumlah kunjungan pada November 2015 lalu 13.469 kunjungan atau 66,5% dari total kunjungan. Adapun kontribusinya sejak awal tahun 2015 lalu sampai dengan bulan ke-11 mencapai 107.245 kunjungan atau sekitar 58,35 dari total kunjungan. Total kunjungan wisatawan dari aneka negara mencapai 183.794 kunjungan.

    “Karena harus berkompetisi, penyediaan sarana penunjang wisata di Jatim harus lebih dari kategori lumayan atau cukup baik, harus bisa sangat baik,” ucap Rudi.

    Menggaet lebih banyak pelancong bukan hanya dikejar dengan memperbaiki infrastruktur transportasi dan akomodasi. Aspek lain adalah sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM di sektor pariwisata Jatim dinilai belum memadai terutama dalam penguasaan bahasa asing.

    Guna menggerakkan sektor pariwisata, imbuh Rudi, perlu ada sinergi yang solid antara pemerintah pusat dan daerah. Sinergi yang dimaksud melibatkan dinas maupun kementerian yang mengurusi perhubungan, pariwisata, kebudayaan, pemerintah provinsi, serta kabupaten/kota.

    Jatim harus berbenah mengingat semakin tinggi jumlah kunjungan wisatawan bakal berbanding lurus dengan peningkatan pengeluaran mereka selama dalam perjalanan. Hal ini merupakan sumber potensial pendapatan daerah. Namun khusus untuk 2015, penerimaan Jatim melalui kunjungan wisatawan diperkirakan Bank Indonesia Jawa Timur tak setinggi tahun sebelumnya. Salah satu penyebab adalah pembatasan rapat di hotel yang menurunkan pendapatan sektor meeting, incentive, convention, dan exhibition (MICE).

    Kebijakan tersebut mempengaruhi spending yang dikeluarkan wisatawan domestik. Dampak dari kebijakan ini berlangsung sampai pertengahan 2015. Belum lagi munculnya perasaan pesimis masyarakat terhadap perekonomian sehingga mereka lebih hati-hati mengatur pengeluran.

    Minim Promosi Internasional
    Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jawa Timur Benny Siswanto menyatakan selain pelemahan dari minat wisata pelancong lokal, wisatawan asing pun demikian. Peningkatan kunjungan dari mancanegara selain tertantang perlambatan ekonomi global, juga terkendala minimnya promosi skala internasional.

    “Masih terbatas kegiatan promosi aktif dan bersifat internasional khususnya ke negara-negara yang berpotensi mengunjungi Indonesia,” tuturnya mengutip Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Jawa Timur yang dipublikasikan Bank Indonesia.

    Meskipun belum sempurna, pariwisata Jawa Timur bukan berarti buruk. Setidaknya masih didapati peningkatan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang bertandang ke provinsi ini. Kunjungan via Bandara Juanda pada November 2015 terhadap Oktober meningkat 28,21%.

    Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Sairi Hasbullah menyebutkan selama bulan kesebelas tersebut kedatangan wisman mencapai 20.255 kunjungan. Adapun pada Oktober jumlahnya baru sekitar 15.794 kunjungan.

    Dalam paparan data Perkembangan Pariwisata Jawa Timur yang dipublikasikan BPS Jatim disebutkan kondisi sebaliknya terjadi untuk jumlah kunjungan wisatawan kumulatif Januari–November 2015 secara year on year. “Kunjungan turun 7,23,” ucap Sairi mengutip data tersebut. Dengan kata lain pada Januari–November tahun lalu hanya 183.794 kunjungan sedangkan periode yang sama pada 2014 mencapai 198.109 kunjungan.



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.