WISATA PONOROGO : Pengunjung Gratis Masuk dan Cicipi Jeruk di Kebun Buah Ini

WISATA PONOROGO : Pengunjung Gratis Masuk dan Cicipi Jeruk di Kebun Buah Ini Maiful Hadi menunjukkan buah jeruk di kebun jeruk miliknya di Jl. Anjani No. 13, RT 013/RW 003, Kelurahan Pakunden, Kecamatan Ponorogo, Selasa (27/3/2018). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

    Wisata Ponorogo, kebun buah jeruk ini berada di tengah Kota Ponorogo.

    Madiunpos.com, PONOROGO -- Ratusan pohon jeruk terhampar di lahan seluas sekitar 1,5 hektare di Jl. Anjani No. 13, RT 013/RW 003, Kelurahan Pakunden, Kecamatan Ponorogo. Pohon jeruk yang dipenuhi daun hijau rindang menjadi pemandangan berbeda dari keriuhan kota yang ada di wilayah Ponorogo.

    Setiap pohon jeruk milik Maiful Hadi, 50, itu berbuah puluhan bahkan ratusan buah jeruk. Buah-buah jeruk itu terlihat segar menggantung di tangkai pohon seolah meminta ingin segera dipetik. Kini kebun itu dikelola menjadi tempat wisata kebun petik jeruk.

    Saya berkesempatan mengunjungi kebun buah yang hanya berjarak sekitar 1 km dari pusat pemerintahan Kota Reog itu, Selasa (27/3/2018) pagi. Saat itu, Maiful sedang membersihkan pohon-pohon jeruk tersebut.

    Di lahan yang berada di dalam perkampungan itu, Maiful memiliki ratusan pohon jeruk dan kini dijadikan taman petik jeruk. Dengan penataan sederhana ornamen-ornamen dari barang bekas seperti botol bekas, pria lulusan IAIN Yogyakarta ini membuat sebuah gerbang untuk masuk ke kebun jeruknya. Bunga-bunga berbagai warna pun menyambut kedatangan pengunjung.

    Ada beberapa keranjang yang disediakan untuk pengunjung di dalam kebun. Keranjang-keranjang ini untuk pengunjung yang ingin memetik jeruk dan membawanya pulang sebagai oleh-oleh.

    Untuk masuk ke kebun jeruk ini, Maiful tidak menarik tiket alias gratis. Pengunjung digratiskan masuk ke kebun dan diperbolehkan mencicipi jeruk di kebun itu. Namun, kalau pengunjung ingin membawa pulang jeruk harus membayar dengan harga Rp12.000/kg.

    Dia menceritakan awalnya kebun jeruk tersebut merupakan lahan tidak produktif yang dimiliki keluarga istrinya. Kemudian pada tahun 2000-an, lahan tersebut dibersihkan dan dimanfaatkan sebagai pertenakan sapi. Setelah berkembang lahan itu juga ditanami pohon jeruk.

    "Saya menanaminya dengan jeruk siem dari Yogyakarta. Bibitnya dari Jogja. Awalnya ada 300 batang jeruk yang ditanam di kebun itu," jelas pria asal Banyuwangi ini.

    Namun, sejak tahun 2007 kebunnya itu diterjang banjir hingga membuat seluruh pohon jeruk rusak. Pohon jeruk itu seluruhnya dibongkar. Maiful sempat berhenti beberapa tahun hingga akhirnya pada tahun 2012, dia memberanikan diri untuk menanam pohon jeruk kembali.

    Pada periode kedua ini ada sekitar 400 batang pohon jeruk yang ditanam. Penanaman hingga tumbuh dewasa membutuhkan waktu sekitar 2,5 tahun. Kemudian dari pohon berbunga hingga berbuah membutuhkan waktu sekitar enam bulan.

    "Panenan di kebun ini berbeda. Kalau kebun jeruk biasanya kan panen pada bulan delapan. Tapi kalau di sini panennya bulan ketiga dan keempat," terang pria yang memiliki dua anak ini.

    Maiful menuturkan baru membuka kebun ini untuk umum yaitu pada tahun 2016 lalu. Ternyata antusiasme masyarakat cukup tinggi sehingga dia meyakinkan diri untuk terus menerus membuka kebun itu untuk umum.

    Hingga kini sudah ratusan orang yang datang berkunjung dan mencicipi jeruk dari kebunnya. Setiap akhir pekan dan hari libur nasional, kebunnya selalu ramai dikunjungi warga baik dari Ponorogo hingga luar daerah.



    Editor : Rohmah Ermawati

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.