WISATA TULUNGAGUNG : Sungai Ngrowo Digagas Jadi Kawasan Eco-Wisata

WISATA TULUNGAGUNG : Sungai Ngrowo Digagas Jadi Kawasan Eco-Wisata Aktivis lingkungan dari PPLH Mangkubumi dan sejumlah pelajar pencinta alam melakukan penelitian biotilik dengan mengambil sampel air Sungai Ngrowo. (JIBI/Solopos/Antara/Destyan H Sujarwoko)

    Wisata Tulungagung bakal dikembangkan dengan memanfaatkan Sungai Ngrowo.

    Madiunpos.com, TULUNGAGUNG — Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur (jatim), menggagas pengembangan Sungai Ngrowo sebagai kawasan eco-wisata. Gagasan itu muncul seiring rencana pemerintah pusat membangun bendung gerak di hilir sungai buatan untuk mencegah banjir dalam kota setempat.

    "Perencanaan pembangunan dan detail desainnya sudah dibuat oleh bappeda (badan perencanaan pembangunan bersama Dinas PUBMCK [Pekerjaan Umum Bina Marga Dan Cipta Karya]," kata Bupati Tulungagung, Syahri Mulyo di Tulungagung, Senin (8/2/2016).

    Salah satu rencana pembangunan yang segera direalisaskan menurut Syahri adalah penataan kawasan bantaran sungai sepanjang 5 km yang membelah Kota Tulungagung itu. Selain membuat areal-areal pusat jajanan pasar seperti yang sudah dibangun di areal Ngrowo Jogging Track, Pemkab Tulungagung juga akan membangun spot kawasan hijau serta areal outbond atau permainan dengan konsep ramah lingkungan sebagai pendukung kawasan eco-wisata Tulungagung itu.

    "Di dalam areal sungai nanti juga akan disediakan semacam perahu-perahu wisata untuk pengunjung. Tapi itu setelah bendung gerak selesai dibangun," ujarnya.

    Rp25 Miliar
    Syahri maupun Kepala Dinas PUBMCK Tulungagung, Sutrisno mengemukakan nilai pembangunan bendung gerak yang bersumber dari APBN dianggarkan sebesar Rp25 miliar. Pembangunan bendung gerak itu sendiri diharapkan memiliki fungsi ganda. Selain menjadi tampungan air dan mencegah banjir, debit air yang terkontrol bisa mendorong terciptanya aliran Sungai Parit Agung atau Kali Ngrowo yang lebih bersih dan berfungsi sebagai wisata alam.

    "Kalau seperti sekarang, Sungai Ngrowo kan terlihat kotor karena saat kemarau debit air turun drastis dan menyisakan lumpur serta limbah rumah tangga," kata Syahri.



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.