Begini Cerita Bupati Madiun Merukunkan Pesilat 14 Perguruan Silat

Mengumpulkan pesilat dari beragam perguruan bukan perkara muda bagi Bupati Madiun, Ahmad Dawami.

Begini Cerita Bupati Madiun Merukunkan Pesilat 14 Perguruan Silat Para ketua dan sesepuh di 14 perguruan silat tampil di Festival Kampung Pesilat di Alun-alun Caruban, Madiun, Senin (28/10/2019). (Abdul Jalil-Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Festival Kampung Pesilat yang digagas Pemerintah Kabupaten Madiun telah selesai diselenggarakan, Senin (28/10/2019) malam. Festival ini menjadi tonggak perubahan sosial para pesilat di Madiun yang selama ini dikenal sebagai kampungnya para pesilat.

    Seribuan pesilat dari 14 perguruan silat di Madiun menjejali Alun-alun Caruban saat festival. Acara ini menjadi salah satu agenda besar dalam Festival Kampung Pesilat 2019.

    Berbagai atribut dari 14 perguruan silat pun terlihat bertebaran di alun-alun malam itu. Pesilat dari berbagai perguruan silat itu pun terlihat saling berbaur di lokasi festival.

    Di panggung utama, para ketua dari masing-masing perguruan silat unjuk gigi dengan menampilkan jurus dari perguruan masing-masing. Ini menjadi simbol persatuan antarperguruan silat.

    Mempersatukan para pesilat dari 14 perguruan yang berbeda ini bukan perkara mudah. Karena selama ini para perguruan silat memiliki fanatisme yang tinggi sehingga sulit untuk diajak duduk bersama dalam satu forum.

    Bupati Madiun, Ahmad Dawami, mengatakan Kampung Pesilat ini baru satu tahun terbentuk. Salah satu kesulitan yang dihadapi adalah mengumpulkan para pesilat untuk duduk bersama.

    Dia menuturkan sebelumnya tidak pernah ada pesilat dari berbagai perguruan ini duduk bersama dengan membawa atribut masing-masing. "Tahun pertama Kampung Pesilat memang diarahkan untuk memperkuat internal. Artinya kerukunan antarpesilat dari 14 perguruan," kata Kaji Mbing, sapaan akrab bupati.

    Dia menegaskan perbedaan atribut ini bukan menjadi alasan untuk saling berseteru. Namun, justru perbedaan ini menjadi alasan untuk saling bergotong royong dan saling membantu.

    Kaji Mbing menilai semangat kebersamaan ini sama seperti semangat persatuan dalam Sumpah Pemuda. Untuk itu, saat acara festival berlangsung, bupati mengajak seluruh pesilat yang datang untuk mengikrarkan Sumpah Pemuda.

    "Di Kampung Pesilat ini kan anggotanya beda baju, beda jurus, beda semuanya. Tetapi semangatnya satu dalam Kampung Pesilat. Pusatnya ada di Madiun. Kita punya harapan besar para pesilat ini menebar kedamaian dan kerukunan. Ini perlu komitmen semuanya," jelasnya.

    Menurutnya, mengumpulkan para pesilat dengan beragam atribut ini perlu keberanian. Karena meredamkan ego masing-masing perguruan untuk menjadi satu forum bukan persoalan yang mudah. Namun, ia yakin dengan kebersamaan ini telah menciptakan suasana yang berbeda dari Madiun sebelumnya.

    Untuk tahun kedua Kampung Pesilat, kata Kaji Mbing, Pemkab bakal fokus mengembangkan prestasi para pesilat. Dia menargetkan para pesilat bisa meraih prestasi baik di tingkat regional maupun nasional.

    Meski enggan menyebut angka, Bupati menjanjikan meningkatkan anggaran untuk mengembangkan prestasi pesilat di tahun kedua Kampung Pesilat.

    Selain fokus pada pembinaan prestasi para atlet silat, program Kampung Pesilat juga akan berfokus pada pengembangan wisata. Pemkab juga akan menjalin kerja sama dengan Pemkot Madiun untuk sama-sama memperkuat wisata budaya Kampung Pesilat.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.