BUNUH DIRI NGANJUK : Seusai Jual Kambing, Warga Kedungpingit Bunuh Diri

BUNUH DIRI NGANJUK : Seusai Jual Kambing, Warga Kedungpingit Bunuh Diri Ilustrasi gantung diri (JIBI/Dok)

    Bunuh diri Nganjuk dilakukan warga Dusun Kedungpingit, Desa Sambikerep, Kecamatan Rejos.

    Madiunpos.com, NGANJUK -- Salah satu warga Dusun Kedungpingit, RT 004/RW 004 Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur (Jatim), Suhadak, 40, ditemukan tewas menggantung dengan leher terlilit seutas tampar di pojok dapur rumahnya, Kamis (14/1/2016) sekitar pukul 10.30 WIB.

    Jasad tukang batu yang menggantung di blandar atau langit-langit dapur dengan lidah terjulur tersebut pertama kali disaksikan anaknya, Tofa, 17, saat hendak mengambil air minum.

    Melihat bapaknya tak bernyawa, pelajar salah satu SMK di Nganjuk itu langsung berteriak histeris. Suara teriakan Tofa lantas mengundang kehadiran beberapa warga Dusun Kedungpingit.

    Salah satu tetangga, Salim, 50, spontan menurunkan jasad korban setibanya di ruang dapur bersama Tofa. Salim dibantu beberapa warga Dusun Kedungpingit lantas membawa Suhandak yang sudah tidak bernyawa lagi tersebut ke ruang keluarga.

    Mendapati peristiwa bunuh diri Nganjuk, warga kemudian melayangkan laporan kepada Perangkat Desa Sambikerep dan Babinsa Sambikerep hingga diteruskan ke Polsek Rejoso.

    Tidak berselang lama, petugas Polsek Rejoso, Tim Inafis Polres Nganjuk dan Tim Kesehatan Puskesmas Rejoso menatangi tempat kejadian perkara (TKP). Atas permintaan keluarga, petugas hanya melakukan visum luar terhadap jasad korban di rumah duka dan tidak dibawa ke rumah sakit. Hasilnya, petugas tidak menemukan tanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban. Setelah selesai visum, jasad Suhadak langsung dimakamkan pihak keluarga.

    Kasubbag Humas Polres Nganjuk, AKP Wahab Nuryono, mengatakan petugas tidak menemukan adanya tanda bekas penganiayaan pada tubuh Suhadak. Menurut dia, korban murni bunuh diri dengan menggantung di blandar atau langit-langit pojok dapur rumahnya.

    Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, Wahab Nuryono menerangkan, peristiwa bunuh diri Nganjuk itu berawal saat korban bertengkar dengan istrinya, Surati, 38, memperdebatkan uang hasil penjualan kambing yang akan digunakan untuk membeli sepeda motor.

    “Korban murni bunuh diri dan jasadnya langsung dimakamkan. Meski demikian, kami tetap melakukan penyelidikan penyebab kematian korban. Saat ditanya sang istri tentang uang hasil penjualan kambing, korban bilang belum dikasih oleh sang pembeli. Kondisi itu membuat pasutri [pasangan suami istri] ini bertengkar,” kata Wahab Nuryono.

    Wahab Nuryono menduga korban nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri dengan menggunakan seutas tampar karena dipicu konflik dengan sang istri menyoal uang hasil penjualan kambing.



    Editor : Rini Yustiningsih

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.