DEMAM BERDARAH JATIM : DBD Sudah Renggut 40 Jiwa Warga Jatim

DEMAM BERDARAH JATIM : DBD Sudah Renggut 40 Jiwa Warga Jatim Ilustrasi foging atau pengasapan untuk memutus siklus hidup nyamuk. (JIBI/Solopos/Antara/Syaiful Arif)

    Demam berdarah Jatim merajalela, hingga kini sudah 40 jiwa melayang.

    Madiunpos.com, SURABAYA — Pemerintah Provinsi Jawa Timur mencatat sepanjang 1-31 Januari 2016 telah terjadi  2.027 kasus demam berdarah yang merenggut 40 korban jiwa.

    "Total sebanyak 2.027 kasus itu tersebar di 38 kabupaten/kota," ungkap Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas dan Protokol Setdaprov Jatim Mujib Affan kepada wartawan di Surabaya, Selasa (2/2/2016).

    Jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada 2015, jumlah tersebut berkurang, yakni sebanyak 4.584 kasus dengan korban meninggal dunia 59 orang.

    Berdasarkan catatannya, pada periode Januari 2016 ini, terdapat lima kabupaten dengan jumlah kasus demam berdarah tertinggi, yakni Pacitan dengan 152 kasus, Jombang 148 kasus, Kediri 94 kasus, Bangkalan 89 kasus dan Sumenep 76 kasus.

    Sedangkan, daerah dengan jumlah korban meninggal dunia terbanyak adalah Jombang yang kehilangan enam orang. Kabupaten Kediri dan Kabupaten Mojokerto yang masing-masing kehilangan empat warga berada di urutan kedua dan ketiga. Urutan berikutnya ditempat Bojonegoro dan Kabupaten Malang yang masing-masing kehilangan tiga warga.

    Di Jatim juga terdapat daerah yang mengalami kenaikan jumlah kasus lebih dari dua kali lipat dibandingkan bulan sama di tahun 2015, yaitu Sidoarjo dan Kota Probolinggo. "Di Sidoarjo pada Januari 2015 sebanyak 21 kasus dan 2016 dengan 45 kasus. Sedangkan Kota Probolinggo pada Januari 2015 sebanyak 20 kasus dan 2016 dengan 47 kasus," ucapnya.

    Belum Ada KLB
    Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo menegaskan hingga saat ini di daerahnya belum ada penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) demam berdarah. "Belum ada status KLB dan semoga tidak sampai. Sejumlah langkah telah disiapkan seluruh kabupaten/kota mengantisipasi demam berdarah agar tidak semakin parah," katanya.

    Pakde Karwo—sapaan akrab Gubernur Soekarwo—mengaku telah mengusulkan konsep yang sama dengan Menteri Kesehatan, yakni mana uang masuk BPJS sekitar Rp200 juta di puskesmas tidak semuanya digunakan untuk biaya obat dan dokter. "40 Persennya biaya obat, 40 atau 30 persennya biaya dokter serta 20 atau 30 persennya untuk kegiatan promotif [penyuluhan kesehatan] dan preventif [pencegahan] juru pemantau jentik sehingga tidak semua untuk kuratif [menyembuhkan]," katanya.

    Berdasarkan catatan Kantor Berita Antara, total selama 2015 terdapat sebanyak 19.942 kasus demam berdarah dengan jumlah korban meniggal dunia 277 orang se-Jatim, yang mana pada Januari 2015 pemerintah menetapkan 27 kabupaten/kota mengalami KLB demam berdarah.



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.