DEMAM BERDARAH KEDIRI : 5 Bulan, 260 Warga Kota Kediri Terjangkit DBD

DEMAM BERDARAH KEDIRI : 5 Bulan, 260 Warga Kota Kediri Terjangkit DBD Ilustrasi nyamuk penyebar DBD (JIBI/dok)

    Demam berdarah Kediri menjangkiti 260 warga setempat.

    Madiunpos.com, KEDIRI - Tren penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kota Kediri tahun 2016 ini berpotensi melonjak pesat ketimbang tahun sebelumnya.

    Sepanjang Januari-awal Mei 2016, jumlah pasien yang dinyatakan positif mengidap DBD di Kota Kediri sudah mencapai 260 orang. Angka itu tergolong tinggi meski belum melampaui jumlah penderita DBD sepanjang tahun 2015 yang mencapai 276 orang.

    "Adanya penyakit ini disebabkan karena perubahan cuaca, kelembapan yang tinggi, sehingga mendukung sebagai sarang nyamuk," kata Bagian Pengelola Program DBD Dinas Kesehatan Kota Kediri Roni Sabachtani di Kediri, Rabu (15/6/2016).

    Ia memerinci pada Januari 2016 jumlah kasus DBD mencapai 54 kasus, Februari mencapai 65 kasus, Maret mencapai 90 kasus, April mencapai 49 kasus, dan di awal Mei masih dua kasus yang masuk. Pasien DBD terdiri dari beragam usia, namun mayoritas anak balita.

    Dia menduga banyaknya penderita DBD karena terjadinya siklus lima tahunan DBD. Serangan nyamuk masih bisa terjadi mengingat hingga saat ini hujan masih turun.

    Roni menambahkan sebenarnya angka bebas jentik di Kota Kediri mencapai 94,6 persen, namun potensi serangan nyamuk bisa saja terjadi.

    Dia menerangkan nyamuk pennular demam berdarah yaitu Aedes aegypti lebih suka tinggal di tempat yang lembab. Sementara, untuk bertelur mereka membutuhkan air bersih.

    Untuk itu, ia pun meminta masyarakat ikut berpartisipasi dalam gerakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Setiap keluarga dianjurkan untuk menjadi pelopor jumantik (juru pemantau jentik-jentik), sehingga secara tidak langsung mereka bertanggung jawab pada kebersihan lingkungan rumahnya.

    "Keluarga harus dilibatkan. Kami punya program satu rumah satu jumantik, artinya kami berharap keluarga menjadi kader pelopor kebersihan lingkungan. Pola pikir masyarakat diubah," kata dia.



    Editor : Rohmah Ermawati

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.