FESTIVAL REOG NASIONAL : Kecurangan Mentradisi, Juri FRN XXII Jadi Kambing Hitam

FESTIVAL REOG NASIONAL : Kecurangan Mentradisi, Juri FRN XXII Jadi Kambing Hitam Penari reog Ponorogo beraksi pada malam penutupan Festival Reog Nasional XXII di Alun-Alun Ponorogo, Selasa (13/10/2015) malam. (JIBI/Solopos/Antara/Destyan Sujarwoko)

    Festival Reog Nasional diduga sarat kecurangan, bahkan sesepuh seni pertunjukan khas Ponorogo itu mengakuinya sebagai tradisi. Sayangnya, yang dipersalahkan dalam FRN XXII lalu adalah dewan juri yang tak bakal dipakai lagi tahun mendatang.

    Madiunpos.com, PONOROGO — Terungkapnya dugaan kecurangan dalam Festival Reog Nasional (FRN) XXII di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Rabu-Selasa (7-13/10/2015) lalu, mendorong Paguyuban Reog Ponorogo mengevaluasi total pelaksanaan Paguyuban Reog Ponorogo mengevaluasi pelaksanaan perlombaan bergengsi seniman reog itu.

    Pertemuan pengurus Paguyuban Reog Ponorogo dan panitia Festival Reog Nasional (FRN) XXII, Sabtu (24/10/2015), seolah bersepakat menempatkan panitia tertentu dan dewan juri yang dianggap tidak netral sebagai kambing hitam. Sebagai janji-janji kepada calon peserta Festival Reog Nasional (FRN) berikunya, Paguyuban Reog Ponorogo menyatakan dewan juri yang dianggap tak netral itu tidak lagi dipakai.

    Seperti diberitakan Madiunpos.com, dugaan kecurangan dalam pelaksanaan Festival Reog Nasional (FRN) XXII terungkap kala Paguyuban Reog Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) mengungkap setidaknya tiga kejanggalan dalam kemenangan kontingen Kabupaten Lamandau, Kalimantan Timur sebagai juara umum FRN XXII. Pada kenyataannya, kontingen Kabupaten Lamandau itu cukup mempekerjakan seniman lokal Ponorogo untuk memenangi lomba itu.

    Kendati hal itu baru dinyatakan sebagai dugaan oleh Sekjen Paguyuban Reog DKI Jakarta Agus Setiyoko, nyatanya urusan sewa-menyewa pemain lokal oleh kontingen dari luar daerah itu justru diakui tokoh budayawan reog di Kabupaten Ponorogo, Ahmad Tobroni. Seniman reog sepuh yang ikut menggagas penyelenggaran Festival Reog Nasional (FRN) sejak 1993 itu bahkan menyebut hal itu sudah mentradisi.

    Juri Kambing Hitam
    Agus Setiyoko selanjutnya menanggapi dugaan adanya kecurangan dalam Festival Reog Nasional (FRN) XXII dengan menganggap hal itu dating dari delegasi yang kalah dan tak mampu meraih target. Namun, ia juga berjanji melakukan pertemuan evaluasi penyelenggaraan lomba reog Ponorogo tingkat nasional itu. Hasilnya, panitia dan dewan juri tertentu menjadi kambing hitam.

    "Pagi tadi hingga siang kami sudah melakukan pertemuan dengan pengurus dan panitia FRN XXII untuk mengevaluasi sekaligus mencari solusi atas polemik yang terjadi pasca kegiatan FRN," kata Dewan Penasehat Paguyuban Reog Ponorogo Ahmad Tobroni kepada Kantor Berita Antara yang menghubunginya melalui telepon, akhir pekan lalu.

    Ia mengungkapkan, ada beberapa keputusan penting diambil oleh pengurus harian Paguyuban Reog Ponorogo maupun panitia pelaksana FRN XXII, setelah melakukan rapat maraton mulai pukul 09.00 WIB hingga 15.00 WIB di kediaman Tobroni atau Mbah Tobron, Sabtu (24/10/2015).

    Tiga Keputusan
    Pertama, kata dia, disepakati bahwa wacana melihat tayangan ulang pelaksanaan FRN, khususnya terhadap 10 penampil terbaik dalam FRN tidak perlu dilakukan. Kedua, lanjut dia, Paguyuban Reog Ponorogo dan jajaran Pemkab Ponorogo yang diwakili Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga sepakat untuk mengevaluasi kepanitiaan maupun oknum juri yang diduga kuat menjadi "sumber" polemik praktik kecurangan dalam pelaksanaan FRN.

    "Panitia ataupun dewan juri yang diduga tidak netral ini tidak akan dipakai lagi. Ibarat ini penyakit kanker payudara, demi alasan kesehatan dan masa depan FRN yang akan digelar lagi pada 2016 mendatang, maka sumber penyakit ini harus dioperasi atau diamputasi biar tidak menimbulkan masalah lagi di kemudian hari," ujarnya.

    Ketiga yang tidak kalah penting diputuskan para tokoh seniman atau budayawan reog Ponorogo itu adalah pengembalian formasi juri yang kini terdiri atas tiga orang menjadi lima orang, dengan komposisi keterwakilan dua orang pakar atau seniman reog dari Kabupaten Ponorogo, satu orang dari Surabaya, satu orang dari Solo, Jawa Tengah, dan satu orang lainnya dari DKI Jakarta.

    "Kami akan musyawarahkan bersama dengan seluruh perwakilan paguyuban dari Ponorogo maupun yang dari luar daerah, seperti Malang, Surabaya, Solo, DKI Jakarta maupun daerah-daerah lainnya, supaya aturan main pelaksanaan FRN ke depan bisa diterima semua pihak dan tidak terjadi polemik seperti kali ini," ujarnya.

    Juara Tak Didiskualifikasi
    Terkait hasil putusan penjurian FRN XXII yang sudah terjadi dan memunculkan Reog Pemkab Lamandau sebagai pemenang, kata Tobroni, forum rembuk pengurus Paguyuban Reog Ponorogo, panitia pelaksana FRN, maupun perwakilan dinas pariwisata daerah memutuskan tidak akan diubah.

    Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pelibatan kelompok seniman lokal Ponorogo oleh “penyewa” dari luar daerah melibatkan anggaran dana yang tidak murah. Namun, bukan hal itu sebabnya Reog Pemkab Lamandau tak didiskualifikasi.

    Forum rembuk pengurus Paguyuban Reog Ponorogo, panitia pelaksana FRN, maupun perwakilan dinas pariwisata daerah sebagaimana klarifikasi panitia pelaksana FRN yang telah diumumkan dan diatur sesuai kesepakatan bersama seluruh perwakila peserta dalam forum technical meeting berdalih segala hasil penilaian dewan juri FRN bersifat tetap dan tidak bisa diganggu gugat.

    "Atas dasar itu forum rembug yang kami lakukan tadi lebih fokus pada pembenahan bagaimana agar pelaksanaan FRN XXIII dan seterusnya bisa lebih obyektif, profesional dan bisa diterima semua pihak. Karena misi FRN adalah melestarikan budaya reog secara nasional," kata Tobroni atau Mbah Tobron.

    Ia mengisyaratkan, seluruh hasil forum rembug panitia dan pengurus paguyuban reog se-Ponorogo tersebut akan disosialisasikan dengan mengundang seluruh perwakilan paguyuban reog luar daerah. Selain menyosialisasikan hasil keputusan bersama tersebut, seluruh perwakilan paguyuban reog akan diajak membuat aturan main bersama demi pelaksanaan kegiatan FRN di masa mendatang.

     

    KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.