GULA JATIM : Pemerintah Didesak Percepat Revitalisasi Pabrik Gula

GULA JATIM : Pemerintah Didesak Percepat Revitalisasi Pabrik Gula

    Gula Jatim vital bagi pergulaan nasional, bahkan 50% gula kristal ravinasi berasal dari provinsi ini. Namun, kekuataan pergulaan Jatim butuh dukungan revitalisasi pabrik-pabrik gula yang sementara waktu dihentikan operasinya oleh pemerintah.

    Solopos.com, SURABAYA — Direktur Utama PT Kebon Agung Sudibyo meminta pemerintah mempercepat rencana revitalisasi pabrik-pabrik gula, khususnya yang ada di Jatim. Namun, dia menyarankan agar program revitalisasi pabrik—khususnya yang milik BUMN—dibebankan ke APBN.

    “Kebon Agung sudah merevitalisasi dua pabriknya dan hanya butuh Rp800 miliar. Terbukti, setelah direvitalisasi, kami dapat meningkatkan produksi dan rendemen hingga dua kali lipat menjadi rata-rata 8,7%. Ini perlu dipacu untuk pabrik lainnya juga,” ungkap Agung Sudibyo dalam Sarasehan Keprihatinan Petani Tebu dan Gula di Surabaya, Selasa (20/1/2015). PT Kebon Agung saat ini mengelola dua pabrik gula di Jatim.

    Sebelumya, Direktur Produksi PT PTPN XI (Persero) Aris Toharisman memprediksi industri gula Jatim tahun 2015 bakal memasuki masa suram akibat harga jual yang rendah. Salah satu pemicunya masih seputar melimpahnya gula kristal rafinasi (GKR) di pasar konsumsi.

    Tingkatkan Produkasi!
    Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen menjelaskan untuk mematahkan lingkaran setan polemik pergulaan lokal, dibutuhkan syarat mutlak berupa peningkatan produksi tebu per hektare. “Rendemen dan kualitas gula di PG harus ditingkatkan supaya terjadi peningkatan pendapatan petani. Sasarannya adalah 10 ton gula/ha. Dengan demikian, biaya pokok produksi akan menjadi lebih rendah, harga gula lokal lebih kompetitif.”

    Selain itu, keuntungan bagi petani tebu akan naik sehingga motivasi dan gairah menanam lebih tinggi. Tidak hanya itu, produksi gula nasional dapat ditingkatkan menjadi lebih dari 450.000 ton/tahun, dan penambahan luas areal akan terjadi secara alami. “Sekarang ini, pemerintah maunya menambah lahan perkebunan tebu seluas 350.000 hektare, yang mana ini tidak mudah, sehingga dicarikan lokasi di luar Jawa. Padahal, solusinya adalah meningkatkan infrastruktur pertanian dan memperbaiki tata niaga gula yang sehat dan adil.”

    Saat ini, luas lahan tebu secara nasional mencapai 460.000 hektare. Jumlah produksi gula nasional adalah 2,6 juta ton/tahun, dengan rata-rata produksi gula per hektare hanya 5,65 ton/ha. Jatim tercatat sebagai lumbung gula nasional, dengan kontribusi 50% terhadap total produksi gula kristal rafinasi (GKR) Indonesia. Pergulaan Jatim melibatkan sedikitnya 650.000 petani dari 31 PG, dan ribuan tenaga kerja lain mulai dari sektor budidaya tebu, angkutan, jasa, ritel, dan pengolahan sektor hilir. Sekitar 92% pasokan tebu pabrik-pabrik di Jatim dari total areal seluas 200.000 ha berasal dari tebu rakyat.

     



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.