HIV/AIDS : Duh, 466 Anak di Jatim Idap HIV/AIDS!

HIV/AIDS : Duh, 466 Anak di Jatim Idap HIV/AIDS! Ilustrasi Cara Penularan HIV/AIDS (JIBI/Solopos)

    HIV/AIDS menyerang 466 anak-anak Jatim.

    Madiunpos.com, SURABAYA — Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) menyerang 466 anak-anak di Surabaya. Sebanyak 330 anak Surabaya yang mengidap HIV/AID itu berusia 0-4 tahun, dan 135 anak berusia 5-15 tahun.

    "Di tahun 2014 saja jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak 26.235 penderita, dengan perincian HIV 16.051 dan AIDS 10.184. Selain itu tencatat pada 2014 sebanyak 24.935 penderita dikategorikan HIV, sedangkan 12.347 di antaranya masuk kategori AIDS, dan lebih menyedihkan lagi 466 penderita HIV/AIDS adalah anak-anak," ungkap Kepala Dinkes Jatim, dr Harsono, Kamis (13/8/2015).

    Ia mengatakan, untuk kasus HIV/AIDS terbanyak diduduki Kota Surabaya, yaitu mencapai 2.030 kasus, disusul Kabupaten Malang dengan 1.058 kasus dan Kabupaten Jember sebanyak 750 kasus, sedangkan daerah yang paling sedikit melaporkan kasus AIDS adalah Kabupaten Sampang hanya empat kasus.

    "Penyakit HIV/AIDS timbul akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh tersebut karena kurangnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup yang baik sehingga membuat masyarakat Jatim rentan penularan HIV/AIDS," ujarnya.

    Menurut dia, kelompok umur pasien AIDS yang tertinggi adalah ada pada kelompok umur 25-29 tahun, yaitu sebanyak 2.803 kasus atau setara dengan 22,70 persen, sedangkan faktor risiko penularan tertinggi adalah melului hubungan seksual orang-orang yang berbeda jenis kelamin (heteroseks), yaitu sebanyak 9.627 atau setara dengan 77,97 persen.

    "Untuk jenis pekerjaann, pasien AIDS terbanyak adalah wiraswasta 2.192 kasus atau setara dengan 17,75 persen, disusul dengan ibu rumah tangga sebanyak 2.129 atau setara dengan 17,24 persen, selain itu laporan kematian tertinggi ada pada tahun 2011 sebanyak 457 orang dan 2014 laporan kematian AIDS sebanyak 109 orang," paparnya sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara.

    Cegah Bertambah
    Melihat kondisi ini, ia menambahkan harus ada upaya intensif dari semua pihak, guna mengurangi penularan dan penambahan jumlah kasus HIV/AIDS, sementara untuk pemerintah sebagai pengambil kebijakan akan merevisi Perda Nomor 5/2004 untuk menyiapkan obat anti retrovirus (ARV) dan obat pendukung lainnya yang akan diberikan secara gratis.

    "Upaya lain yang akan dilakukan, yakni memperkuat 134 sarana diagnosis HIV, berupa layanan VCT [voluntary counseling and testing] di kabupaten/kota dan 45 sarana CST [care support treatment] serta mengkampanyekan Aku Bangga Aku Tahu atau ABAT," tuturnya.

    Harsono mengatakan, dari total penderita HIV/AIDS di Jatim yang telah meninggal sebanyak 2.292 orang. Penderita yang meninggal akibat virus HIV/AIDS kebayakan dari golongan hetroseksual, suntik dan homo, perinatal dan biseks, sementara untuk prosentasenya hetroseksual mencapai angka 75 persen disusul oleh suntik 15 persen dan sisanya homo, perinatal dan biseks.

    “Kondisi ini menjadi perhatian serius Pemprov Jatim selain beberapa kasus kesehatan lainnya seperti Tuberkulosis (TB) dan Kusta dan kami mengimbau akan lebih baik memeriksakan diri sedini mungkin, sehingga penanganannya bisa cepat dilakukan,” tandasnya.

     



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.