HONG KONG IN STYLE : Bidik 2.700 Importir Jatim, Hong Kong Emoh Hanya Serbu Pasar Indonesia

HONG KONG IN STYLE : Bidik 2.700 Importir Jatim, Hong Kong Emoh Hanya Serbu Pasar Indonesia Ilustrasi pelabuhan peti kemas (JIBI/Bisnis/Dok.)

    Hong Kong Trade Development Council membidik pengusaha ekspor-impor Jatim yang ingin produknya bisa mendunia.

    Madiunpos.com, SURABAYA — Kalangan pengusaha asal Hong Kong, Hong Kong Trade Development Council (HKTDC), membidik 2.700 importir di Jawa Timur untuk dilibatkan dalam pameran dan simposium Hong Kong In Style yang bakal digelar di Jakarta, September 2015 mendatang. Target HKTDC atas penusaha ekspor-impor Jatim itu terungkap dalam dalam konferensi pers terkait penyelenggaraan Hong Kong In Style itu, di Surabaya, Rabu (12/8/2015).

    Direktur HKTDC Indonesia Leung Kwan Ho mengatakan Hong Kong menggelar pameran produk-produk asing di Indonesia bukan bertujuan untuk menyerbu pasar Indonesia, tetapi juga ingin menjadi jalur bisnis bagi para pengusaha yang ingin produknya bisa mendunia. "Dalam simposium nanti, kami sengaja menghadirkan para konsultan dari Hong Kong dan juga partner bisnis yang bisa dimanfaatkan para pengusaha Jawa Timur untuk menjalin kerja sama bisnis," katanya.

    Dia mengatakan, kegiatan pameran dan simposium Hong Kong In Style yang digelar pada 14-20 September 2015 di JCC itu merupakan tahun ketiga. Setiap tahun, ungkapnya, terjadi pertumbuhan 5%-6% pada nilai transaksi, maupun jumlah importirnya. "Pertumbuhan ini termasuk pertumbuhan yang sehat, dan kami berharap tahun ini pun bisa tetap stabil tumbuhnya," imbuh Leung Kwan Ho.

    Ketua Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Jawa Timur, Bambang Sukadi mengatakan kedatangan HKTDC yang menawarkan Hong Kong In Style itu merupakan peluang bagi importir di Jatim untuk menjalin kerja sama bisnis perdagangan produk-produk berkualitas impor. "Hong Kong menilai bahwa Indonesia ini adalah pasar potensial, apalagi tidak semua produk yang dibutuhkan orang Indonesia bisa produksi di sini. Artinya impor barang masih akan terjadi ketika kebutuhan belum terpenuhi," jelasnya.

    GINSI mencatat, di Jawa Timur saat ini terdapat 2.700 importir. Sebanyak 600 importir di antaranya telah bergabung dalam GINSI Jatim, dan sekitar 80% adalah importir bahan baku (raw material), dan 20% importir barang jadi. "Tren impor barang jadi di Jatim tahun ini memang cenderung menurun, tetapi untuk impor bahan baku masih realtif stabil karena memang kebutuhan bahan baku lebih tinggi untuk diproduksi," jelasnya.

    Dia menambahkan, impor barang jadi kebanyakan adalah produk lifestyle yang selama ini belum bisa dipenuhi oleh produksi dalam negeri, terutama berkaitan dengan kualitas yang diharapkan konsumen. "Barang lifestyle paling banyak impor dari Eropa, China, dan juga Hong Kong," imbuhnya.

    Meski begitu, kata Bambang, bukan berarti Indonesia tidak memiliki keahlian memproduksi barang yang berkualitas. Indonesia memiliki produk-produk berkualitas di sektor lain yang juga sudah mampu go international, seperti batik. Hong Kong In Style bisa menjadi ajang pemuktiannya?

     



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.