INDUSTRI MEBEL : SVLK Dihapus, Ekspor Mebel Jatim Berpotensi Tumbuh

INDUSTRI MEBEL : SVLK Dihapus, Ekspor Mebel Jatim Berpotensi Tumbuh Ilustrasi mebel Indonesia (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

    Industri mebel diprediksi bakal tumbuh seiring penghapusan SVLK.

    Madiunpos.com, SURABAYA — Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Amkri) Jawa Timur menyambut baik dukungan pemerintah yang menghapus kebijakan tentang kewajiban melampirkan dokumen Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) untuk produk mebel dan kerajinan kayu.

    Ketua AMKRI Jatim, Nur Cahyudi mengatakan dengan menghapus kebijakan tersebut diharapkan akan mendorong peningkatan daya saing industri, khususnya daya saing internasional. Selain itu, diperkirakan industri mebel bakal tumbuh lebih baik dibandingkan tahun ini.

    "Dengan penghapusan kewajiban untuk melampirkan SLK (dokumen V-Legal) utk kelompok HS pada lampiran 1B (mebel dan kerajinan dari kayu) ini maka perizinan di bidang perdagangan khususnya ekspor produk industri kehutanan menjadi lebih sederhana," katanya kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Selasa (17/11/2015).

    Adapun penghapusan ketentuan penyertaan SVLK bagi produk hilir tersebut merupakan implentasi Permendag No. 89/2015 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan, dan Ketentuan Mengenai Eksportir Terdaftar Produk Industri Kehutanan (ETPIK). Permendag tersebut telah diberlakukan pada 19 November 2015.

    "Termasuk deklasrasi ekspor bagi IKM pun juga dihapus. Jadi SVLK ini hanya untuk produk hulu, sedangkan produk hilirnya sudah tidak perlu lagi. Amkri sangat mendukung sekali," ujarnya.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor produk kayu di sepanjang Januari-Agustus 2015 mengalami penurunan 0,31% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan terbanyak terjadi pada ekspor produk paper yakni turun 4,49%. Sedangkan produk yang masih mengalami kenaikan ekspor yakni produk furniture yang baik 6,93%.

    Sepanjang tahun ini, ekspor produk kayu Indonesia dikontribusi oleh produk paper 34%, plywood atau kayu lapis sebanyak 22%, pulp sebanyak 16%, furnitur kayu 13%, dan disusul produk lainnya yakni 15%. Jika dibandingkan ekspor produk kayu pada 2014, yakni dikontribusi oleh paper 35%, kayu lapis 22%, pulp 16%, furnitur 12% dan lainnya 15%.



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.