INFLASI JATIM : Inflasi Kediri dan Malang Terbaik setelah Surabaya

INFLASI JATIM : Inflasi Kediri dan Malang Terbaik setelah Surabaya Petani Kediri seusai panen cabai rawit, Jumat (30/1/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Rudi Mulya)

    Inflasi Jatim dibukukan delapan kota yang menjadi indeks harga konsumen.

    Madiunpos.com, MALANG — Kenaikan harga cabai menjadi pemicu utama inflasi di Kota Malang pada Juli 2015 yang mencapai 0,57%. Angka itu menempatkan Malang di posisi tiga terbaik, setelah Surabaya dan Kediri.

    Kepala BPS Malang M. Sarjan mengatakan dari  delapan kota  indeks harga konsumen (IHK)  di  Jawa  Timur,  tercatat  semua  kota  mengalami  inflasi.  Inflasi tertinggi terjadi di Jember sebesar 0.94% dengan IHK sebesar 118,80 diikuti Sumenep sebesar 0,86% dengan IHK 118,74, Kota Madiun di urutan ketiga dengan inflasi sebesar 0.83 % dan IHK sebesar 118.70 dan Probolinggo sebesar 0.70% dengan IHK sebesar 120,34,  Banyuwangi sebesar 0,62% dengan IHK sebesar 118,78, Kota Malang sebesar 0,57 % dengan IHK sebesar 121,20 dan  Kediri  sebesar  0,52%  dengan  IHK  sebesar  119,63,  dan  terendah  Surabaya  sebesar  0.38% dengan IHK sebesar 120,25.

    “Sepuluh  komoditas teratas yang  mengalami kenaikan   harga  pada Juli  2015, yakni  tarif angkutan udara, daging ayam ras, angkutan dalam kota, beras, tarif kereta api, cabai rawit, udang basah, angkutan antar kota, kelapa dan lele,” ujarnya di Malang, Senin (3/8/2015).

    Sedangkan sepuluh komoditas terbesar yang mengalami penurunan harga pada Juli 2015, yakni telur ayam ras, bawang merah, emas perhiasan, tomat sayur, gula pasir, cabai merah, apel, kembang kol, labu siam, dan mujair. Tingkat inflasi tahun kalender Juli 2015 sebesar 1.71 % dan tingkat  inflasi tahun ke tahun (Juli 2015 terhadap Juli 2014 ) sebesar  7.25 %.

    Kenaikan/penurunan  indeks    kelompok  pengeluaran pada Juli 2015, yakni  kelompok  bahan  makanan  0,88%;  kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau -0,04%;  kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan akar 0,22%; kelompok sandang -0,36 %; kelompok kesehatan 0,13%; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,16 %; dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 1,76%. Tingkat inflasi  tahun  kalender    sebesar  1,71%  dan  tingkat  inflasi  tahun  ke  tahun    sebesar  7.25%.

    Naiknya inflasi pada Juli 2015 ini dipicu oleh beberapa faktor, antara lain dampak langsung Idulfitri, yakni  naiknya harga daging ayam ras seiring dengan tingginya permintaan juga naiknya tarif angkutan udara, kereta api, angkutan dalam kota dan angkutan antar kota yang menaikkan tarifnya menjelang, selama dan sesudah lebaran menjadikannya masuk di sepuluh besar penyumbang inflasi di Kota Malang.

    Komoditi yang juga memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah naiknya harga beras, cabe rawit udang basah, kelapa dan lele. Komoditas cabai rawit juga mengalami kenaikan  mencapai 57,00% dan andil 0,0315%.

    Puncak kenaikan komoditas cabai rawit terjadi setelah Hari Idulfitri  karena menipisnya stok di pasaran.

    El Nino
    Fenomena iklim El Nino atau kemarau berkepanjangan dari bulan Mei hingga Oktober 2015 dan abu vulkanik hasil erupsi Gunung Raung menyebabkan tanaman padi, palawija dan holtikultura mengalami gagal panen di beberapa daerah di Jawa Timur.

    Kenaikan harga daging ayam ras yang naik sebesar 11.34%, karena tingginya permintaan selama bulan Syawal,  menyebabkan  daging  ayam  ras  berada  di  urutan  kedua  penyumbang  inflasi   Juli 2015. Tingginya permintaan di pasaran menjelang puasa, juga merupakan faktor penyebab kenaikan harga komoditas ini.

    Kenaikan  tarif  angkutan  udara  sebesar  6,5 %  yang  menempati  posisi  teratas  sudah  diprediksi sebelumnya  karena  permintaan  yang  meningkat  akibat  arus  mudik  lebaran. Demikian  juga  tarif  kereta  api mengalami  kenaikan  sebesar  7,8%,  tarif  travel  sebesar15,48%  dan  tarif  angkutan  antar  kota    sebesar 27%. Sedangkan tarif angkutan dalam kota mengalami kenaikan di dua hari Lebaran dari Rp4.000 menjadi Rp5.000, menyumbang kenaikan sebesar 2,77%.



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.