ITS Bikin Dandang Agar Lontong Awet dan Hemat Bahan Bakar
Dosen Departemen Teknik Mesin Industri (DTMI) ITS, Liza Rusdiyana, mengatakan biasanya dandang bisa memasak 150-200 lontong. Tetapi dengan inovasi ini bisa sampai 660 lontong sekali produksi.
Madiunpos.com, SURABAYA - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil membuat dandang lontong berteknologi. Inovasi ini membuat produksi lontong menjadi tiga kali lipat kapasitas dalam sekali pembuatan.
Dosen Departemen Teknik Mesin Industri (DTMI) ITS, Liza Rusdiyana, mengatakan biasanya dandang bisa memasak 150-200 lontong. Tetapi dengan inovasi ini bisa sampai 660 lontong sekali produksi.
"Bagi pelaku UKM, peningkatan kapasitas produksi merupakan hal yang sangat dibutuhkan. Sebab, ketika ada pesanan membludak, mereka bisa melayaninya dengan maksimal. Sehingga keuntungan yang didapatkan nantinya pun bisa menjadi lebih besar," kata Liza dalam siaran pers, Selasa (5/1/2021).
Southampton 1-0 Liverpool: Kekalahan Kedua The Reds
Dengan dandang ini, kata Liza, lontong tidak mudah basi. Biasanya lontong hanya bisa dimakan 12 jam setelah dimasak, tapi dengan dandang buatan ITS ini, lontong bisa bertahan dua sampai tiga hari.
Bahkan dari hasil percobaan, dandang lontong berteknologi ini terbukti mampu mematangkan lontong dua jam lebih cepat dari waktu normal enam jam. Artinya, bahan bakar yang digunakan bisa 50% lebih hemat.
"Prinsip dandang berteknologi ini sebenarnya hanya dengan mengombinasikan dandang biasa dengan sistem presto. Di dalamnya juga terdapat keranjang bersusun supaya lontong tidak mengambang, tetap tersusun rapi dan rapat," jelasnya.
Tips Langkah Mudah Mewujudkan Resolusi Tahun Baru
Tahan Lama
Inovasi ini dirancang oleh tim pengabdian kepada masyarakat (Abmas). Dandang yang dibuat bersama tim mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) DTMI ini dilengkapi pengatur tekanan dan sistem pembuangan air yang mudah.
"Dengan mengikuti prosedur penggunaannya, ternyata lontong yang dihasilkan dapat memiliki tekstur yang lebih halus," ujarnya.
Kini, dandang berteknologi ini diterapkan beberapa UKM di daerah Kampung Lontong, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya, pada Desember 2020 lalu. Produsen lontong ini pun bisa terbantu dengan dandang berteknologi ini yang bisa meningkatkan pendapatan.
Bebas Jumat Besok, Ini Rekam Jejak Kasus Yang Menjerat Abu Bakar Ba'asyir
Lontong yang dimasak dari dandang lontong berteknologi bisa bertahan lama, masyarakat dapat melayani pasar lebih luas seperti menjualnya lewat online.
"Sehingga masyarakat tidak tergantung dengan pasar sekitar. Saya berharap masyarakat bisa memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan kehidupan mereka," pungkasnya.
Editor : Haryono Wahyudiyanto
Baca Juga
- PT Telkom Kerja Sama dengan ITS Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Banyuwangi
- Rektor Positif Covid-19, ITS Surabaya Lockdown hingga 10 Januari 2021
- Anak-Anak Begal Profesor ITS saat Gowes di Kenjeran Surabaya
- Wow! Pertama di Indonesia, ITS Luncurkan Kapal Tanpa Awak I-Boat
- Alumni ITS Surabaya Luncurkan Aplikasi Tracing Covid-19
- ITS Sediakan Rapid Test Gratis untuk Peserta UTBK Gelombang 2, Tapi...
- Dilengkapi Kaca, Ini Bentuk APD Buatan ITS Surabaya
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.