Kampung Batik Sidomukti Magetan, Sentra Pembuatan Batik Bambu di Kaki Gunung Lawu

Kampung batik di Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan, Magetan, menjadi sentra pembuatan batik khas kabupaten tersebut.

Kampung Batik Sidomukti Magetan, Sentra Pembuatan Batik Bambu di Kaki Gunung Lawu Para pembatik sedang mewarnai kain batik di Kampung Batik Sidomukti, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jumat (25/10/2019). (Abdul Jalil-Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, MAGETAN -- Bicara Magetan, pasti yang terpikir adalah wisata alam, Gunung Lawu, dan Sarangan. Ternyata selain memiliki potensi alam yang indah, Magetan juga memiliki budaya adiluhung yang patut dilestarikan. Budaya tersebut berupa kain batik.

    Batik Magetan memiliki motif khusus yakni bambu. Batik ini diproduski pengrajid Kampung Batik yang berlokasi di Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.

    Kampung Batik Sidomukti ini hanya berjarak sekitar 3 km dari pusat kota Magetan. Pengunjung juga bisa mengaktifkan Google Maps untuk mencari petunjuk arah ke lokasi Kampung Batik.

    Di samping kanan kiri perjalanan, pemandangan alam Magetan yang indah menemani perjalanan. Kampung Batik Sidomukti ini berada di kaki Gunung Lawu. Selain melihat pemandangan indah, pengunjung juga bisa melihat para petani sedang merawat tanaman sayur.

    Pusat galeri batik di Kampung Batik Sidomukti ini menempati Kantor Desa Sidomukti. Selain menjadi tempat berkantor kepala desa beserta pegawainya, kantor desa ini juga menjadi tempat produksi batik.

    Ruang belakang kantor desa disulap menjadi tempat produksi batik. Saat Madiunpos.com tiba di tempat pembuatan batik itu, Jumat (25/10/2019) siang, para pengrajin sedang mewarnai kain yang telah dilukis motif bambu.

    Beberapa pengrajin lain juga terlihat sedang mengambil kain yang sedang dijemur di pelataran.

    Suratmi dan beberapa pengrajin lain terlihat serius memainkan kuas yang telah dilumuri pewarna. Dengan seksama dan penuh kehati-hatian, mereka mewarnai kain yang sebelumnya telah dilukis dengan baragam motif.

    "Setelah dilukis dengan canting. Ini proses pewarnaannya. Setelah ini ya nanti ada penguncian warna," kata dia.

    Di Desa Sidomukti ini ada tiga kelompok perajin batik yaitu di kelompok Mukti Rahayu, Mukti Lestari, dan Seruling Etan. Ketiga kelompok usaha bersama itu dinaungi dalam Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sidomukti.

    Ketua BUMDes Sidomukti, Eko Listio, mengatakan sejarahnya Desa Sidomukti ini banyak perajin batik. Namun, aktivitas membatik di desa ini sempat berhenti cukup lama. Motif batik yang berkembang saat itu adalah motif bambu.

    Baru tahun 2002, masyarakat desa setempat kemudian mulai menghidupkan kembali budaya membatik ini. Rencana itu pun disambut antusias oleh masyarakat setempat. Warga mulai dilatih membatik dan mengenal kembali ciri khas batik Sidomukti.

    "Baru tahun 2006 dibentuk kelompok usaha bersama di bidang batik ini," kata Eko.

    Hingga saat ini ada sekitar 100 pengrajin batik yang setiap hari membuat batik di tiga kelompok tersebut. Para pembatik ini mempertahankan motif bambu dan dimodifikasi dengan beragam motif lain. Sejauh ini ada 100 motif yang telah dibuat para pengrajin batik, tetapi dari seratus motif kreasi itu selalu menonjolkan motif bambu.

    Untuk mengembangkan produk kreasi ini, pada tahun ini, pemerintah desa mengucurkan anggaran senilai Rp107 juta untuk membangun Kampung Batik ini. Dana desa tersebut pun dimanfaatkan untuk membangun galery batik dan peningkatan produksi

    "Di sini hanya produksi batik tulis. Jadi sepekan hanya bisa membuat 100 potong kain batik. Untuk harganya sendiri mulai dari Rp155.000 per potong hingga Rp315.000 per potong," jelasnya.

    Untuk penjualan saat ini lebih banyak di dalam kota yaitu digunakan untuk seragam di lingkungan pemerintahan. Selain itu, banyak wisatawan yang datang untuk berkunjung dan membeli kain batik ini.

    Mengenai motif bambu, kata dia, bambu memiliki makna filosofis yang cukup dalam. Tanaman bambu ini seperti manusia yaitu tanaman yang tidak bisa hidup sendirian. Hidup tanamam bambu pasti berkelompok. Pemanfaatannya pun beragam mulai dari tali hingga menjadi penopang rumah.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.