KAPAL TENGGELAM : Warga Mati di Malaysia, Disnaker Blitar Perketat Pendaftaran TKI

KAPAL TENGGELAM : Warga Mati di Malaysia, Disnaker Blitar Perketat Pendaftaran TKI Keluarga Suyanti, 38, warga Desa Sidorejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Senin (7/9/2015) malam, menangis saat dilakukan penyerahan jenazah TKW itu. (JIBI/Solopos/Antara/Irfan Anshori)

    Kapal tenggelam di Perairan Sabak Berenam, Malaysia membuat jera Disnakertrans Blitar yang selama ini tak ketat mengawasi migrasi warga kabupaten itu ke luar negeri untuk bekerja.

    Madiunpos.com, BLITAR — Laksana pepatah “Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali,” Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Blitar, Jawa Timur bertekad memperketat pendaftaran warga daerah itu yang berhasrat menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI). Sikap tegas terhadap calon TKI sehingga mereka melengkapi berbagai berkas persyaratan itu diberlakukan setelah terjadinya musibah kapal tenggelam di Perairan Sabak Berenam, Malaysia, Kamis (3/9/2015).

    Kapal tenggelam itu yang menewaskan puluhan warga negara Indonesia itu mencabut pula nyawa Suyanti, 38, warga Desa Sidorejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Suyanti adalah tenaga kerja wanita (TKW) yang hendak pulang ke Blitar setelah enam tahun bekerja di Malaysia. Setelah diusut, terungkap kenyataan bahwa warga Blitar itu berangkat bekerja di Malaysia dengan bantuan perusahaan pengerah jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) yang tak terdaftar di Pemkab Blitar.

    "Kami minta mereka yang ingin bekerja di luar negeri berangkat secara resmi dan lewat dinas, karena yang mengetahui PJTKI resmi adalah Dinas Tenaga Kerja, sehingga kami bisa memberikan informasi," kata Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans Kabupaten Blitar Yudi Priono di Blitar, Kamis.

    Minat Masih Tinggi
    Ia mengatakan, minat warga Kabupaten Blitar untuk bekerja di luar negeri sampai saat ini masih cukup tinggi. Rata-rata, setiap tahun ada 4.000 warga Kabupaten Blitar yang mendaftarkan diri berangkat menjadi TKI dengan berbagai negara tujuan, seperti Taiwan, Hong Kong, negara-negara di kawasan Timur Tengah, dan sejumlah negara tujuan lainnya.

    Data itu, kata dia, merupakan data yang secara resmi tercatat di Disnakertrans Kabupaten Blitar. Ia juga menduga, ada warga yang sengaja menggunakan jalur tidak resmi ke luar negeri. Meski demikian, ia mengaku belum mengetahui secara pasti, warga yang berangkat ke luar negeri menggunakan jalur tidak resmi.

    Kendati Pemkab mestinya memiliki akses informasi hingga pengurus rukun tetangga, Yudi Priono bersikukuh pihaknya tak punya data warga Blitar yang berangkat ke luar negeri menjadi pahlawan devisa namun tak melaporkan diri terlebih dahulu ke kantornya. "Kalau ilegal itu kami tahu jika sudah ada permasalahan, jadi sebelumnya kami tidak tahu dia berangkat lewat jalur mana, sebab tidak terdata," tukasnya.

    Motif Ekonomi
    Yudi Priono sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara lalu menyatakan masih tingginya minat warga Kabupaten Blitar menjadi TKI dipengaruhi banyak faktor, salah satunya karena motif ekonomi. Mereka berharap, mendapatkan gaji dengan penghasilan besar ketika bekerja di luar negeri, sehingga bisa memperbaiki ekonomi keluarga. "Faktor ekonomi juga berpengaruh, karena merasa sempitnya lapangan kerja," ujarnya.

    Ia lalu mengemukakan klaim institusinya yang selalu memantau PJTKI yang memberangkatkan warga Kabupaten Blitar. Pemantauan itu dilakukan, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, misalnya soal berkas warga yang hendak berangkat menjadi TKI, agar sesuai dengan data aslinya. Kondisi itulah yang sejatinya dialami Suyanti, korban kapal tenggelam di Perairan Sabak Berenam, Malaysia.



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.