KEKERINGAN PONOROGO : Warga Trenceng Harus Berjalan 10 Km untuk Mendapatkan Air Bersih

KEKERINGAN PONOROGO : Warga Trenceng Harus Berjalan 10 Km untuk Mendapatkan Air Bersih Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

    Kekeringan Ponorogo, warga Dukuh Trenceng Ponorogo kekurangan air bersih.

    Madiunpos.com, PONOROGO -- Warga Dukuh Trenceng, Desa Mrican, Kecamatan Jenangan, Ponorogo, mengalami kekeringan dalam beberapa pekan terakhir. Warga di dukuh itu harus berjalan sekitar 10 km untuk menuju sumber air terdekat.

    Kepala Desa Mrican, Adi Purnomo Sidik, mengatakan ada sebanyak 15 keluarga di dukuh tersebut yang mengalami kesulitan air. Kekeringan di dukuh itu terjadi sejak dua bulan terakhir setelah musim penghujan berakhir.

    Sungai di dukuh setempat yang biasanya mengalir air juga mulai mengering. Warga yang mengandalkan air di sungai tersebut harus berjalan lebih jauh untuk mendapatkan air.

    Adi menuturkan sebenarnya beberapa warga juga berlangganan PDAM. Namun, saat musim kemarau air yang keluar sangat kecil dan kerap tidak keluar air.

    "Kekeringan dan kekurangan air di wilayah Trenceng memang sudah terjadi sejak bertahun-tahun lalu. Itu sudah menjadi langganan warga sini," kata dia saat berbincang dengan Madiunpos.com, Selasa (1/8/2017).

    Mengenai kekeringan ini, pihak desa juga telah berkoordinasi dengan Pemkab Ponorogo beserta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Beberapa pekan lalu, BPBD setempat mengirim bantuan berupa satu tangki air bersih berisi 8.000 liter.

    Seorang warga Dukuh Trenceng, Marnu, 56, mengatakan air sangat sulit didapat saat musim kemarau. Kondisi ini sudah berlangsung sejak bertahun-tahun.

    Ia mengaku biasanya mencari air bersih untuk kebutuhan minum dan memasak di sungai yang masih ada airnya dengan menempuh jarak sekitar 10 km. Untuk mandi dan mencuci, biasanya warga ke sungai yang masih ada airnya.

    "Terkadang kalau ada bantuan air bersih ya kami sedikit ringan. Minimal jatah air bersih itu bisa untuk kebutuhan minum sepekan," ujar dia.



    Editor : Rohmah Ermawati

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.