KESENIAN MAGETAN : Perjuangan Bupati Magetan Melawan Belanda Diangkat ke Panggung Pementasan

KESENIAN MAGETAN : Perjuangan Bupati Magetan Melawan Belanda Diangkat ke Panggung Pementasan Ilustrasi ketoprak (JIBI/dok)

    Kesenian Magetan kali ini mengusung kisah perjuangan bupati Magetan saat melawan penjajah Belanda.

    Madiunpos.com, MAGETAN – Gelar Seni Budaya daerah (BSBD) Jawa Timur menampilkan sebuah pentas ketoprak berjudul Alap-alap Mertalaya. Pentas yang dibawakan para seniman dari Kabupaten Magetan tersebut mengisakan perjuangan Bupati Magetan zaman dahulu bernama, KMA Hadiwinoto dalam melawan kolonial Belanda.

    Kabag Humas dan protokol Pemkab Magetan, Saif Muchlissun mengatakan pentas ketoprak digelar di Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Gentengkali 85 Surabaya, Sabtu (14/3/2015).

    Saif mengatakan, pementasan ketoprak Alap-alap Mertalaya dihadiri langsung Bupati Magetan, Sumantri, para camat serta kepala Satuan Kerja Perangkkat Daerah (SKPD). Mereka sengaja datang guna memberikan dukungan dan ikut ambil bagian dalam mempromosikan kesenian Magetan di Jawa Timur dan Nasional.

    “Kita punya Tari Bedaya Sudamala, Tari Anoraga, dan Tari Gebyar Gunung Lawu yang khas Magetan,” ujar Saif Muchlissun melalui siaran persnya, Sabtu (14/3/2015).

     

    Selain kesenian ketoprak, lanjut Saif, Magetan juga mempromosikan tari-tarian, campursari lawak yang dibalut dalam tema Mutiara Sukuning Arga Lawu. Tak hanya itu, Magetan juga membuka stand pameran di Taman Budaya Jawa Timur tentang produk unggulan seperti kerajinan kulit, anyaman bambu, industri gamelan, makanan khas, jeruk pamelo,hasil sayur-mayur, batik pring sedapur dan lain-ainnya.

     

    “Ajang ini kita jadikan salah satu sarana promosi potensi wisata dan seni budaya di Kabupaten Magetan. Surabaya adalah pusat ibu kota Provinsi Jawa Timur,” ujar Saif menirukan sambutan Bupati.

     

    Nuansa batik pring sedapur juga nampak menghiasi tiap sudut area pagelaran. Semua pejabat Magetan semuanya memakai batik pring sedapur dengan motif dan warna berbeda beda.

    “Kita upayakan semaksimal mungkin agar nuansa Magetan benar-benar terasa di sini,” kata Saif.



    Editor : Aries Susanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.