LONGSOR PONOROGO : Masak Hampir 24 Jam, Setiap Hari 3.000 Bungkus Nasi Disediakan

LONGSOR PONOROGO : Masak Hampir 24 Jam, Setiap Hari 3.000 Bungkus Nasi Disediakan Sejumlah sukarelawan memasak sayur dan lauk pauk di dapur umum bencana korban longsor Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo, Selasa (4/4/2017).(Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

    Longsor Ponorogo, setiap hari 3.000 bungkus nasi diproduksi di dapur umum.

    Madiunpos.com, PONOROGO -- Sedikitnya 3.000 bungkus nasi disiapkan untuk seluruh pengungsi dan sukarelawan serta petugas pencari korban bencana longsor Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo setiap harinya.

    Pantauan Madiunpos.com di lokasi, Selasa (4/4/2017), puluhan sukarelawan berada di dapur umum di rumah warga tak jauh dari lokasi longsor. Mereka memasak masakan untuk kebutuhan makan pada siang hari.

    Beberapa sukarelawan membungkus nasi beserta sayur dan lauk menggunakan kertas minyak. Koordinator dapur umum tersebut, Gatot Subroto, mengatakan setiap hari ada 3.000 bungkus nasi yang dibuat di dapur umum untuk menyuplai kebutuhan makan pengungsi dan sukarelawan.

    Sebanyak 3.000 bungkus nasi itu untuk kebutuhan sarapan 1.000 bungkus, makan siang 1.000 bungkus, dan makan malam 1.000 bungkus. Dia menuturkan petugas di dapur umum ada 200 orang.

    Hampir 24 jam kegiatan memasak di dapur umum tidak pernah berhenti. Untuk sarapan sudah disiapkan sejak dini hari, makan siang disiapkan sejak selesai sarapan, dan makan malam disiapkan siang hari.

    "Dapur umum ini bekerja hampir 24 jam. Selesai sarapan, kami langsung menyiapkan makanan untuk makan siang seperti memotong sayur dan menyiapkan bumbu," jelas dia saat ditemui di lokasi, Selasa.

    Gatot menyampaikan untuk kebutuhan beras, lauk pauk, dan bumbu dapur, di dapur umum memanfaatkan bantuan dari masyarakat. Kebutuhan soal makan ini semuanya tercukupi dari hasil sumbangan donatur.

    Untuk menu makan, kata dia, disesuaikan dengan ketersediaan bahan makanan. Namun, dia memastikan setiap makanan yang diberikan ada nilai gizi dan protein untuk memenuhi kebutuhan tenaga pengungsi dan sukarelawan.

    "Sebenarnya menu makanan sudah dijadwal. Jadi ada jadwalnya pagi makan apa siang apa malam apa sehingga pengungsi dan sukarelawan tidak bosan," jelas dia.

    Salah seorang sukarelawan di dapur umur, Aris Trio Evendi, menyampaikan kebutuhan makan memang tergantung ketersediaan bahan makanan. Para donatur juga banyak yang menyumbangkan sarden, telur, roti, dan lainnya.

    "Jadi setiap sukarelawan sudah ada tugas masing-masing, ada yang memotong sayur, memasak beras, membuat bumbu masakan, dan lainnya," kata relawan asal Nganjuk itu.

     



    Editor : Suharsih

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.