Melalui Kampung Batik Sidomukti, Seratusan IRT Diberdayakan

Kampung Batik Sidomukti, Plaosan, Magetan, ikut mengangkat perekonomian warga.

Melalui Kampung Batik Sidomukti, Seratusan IRT Diberdayakan Para pembatik sedang mewarnai kain batik di Kampung Batik Sidomukti, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jumat (25/10/2019). (Abdul Jalil-Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, MAGETAN -- Keberadaan Kampung Batik Sidomukti di Kecamatan Plaosan, Magetan, dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat. Ada sekitar 100 warga yang diberdayakan secara langsung dalam pembentukan Kampung Batik di kawasan itu.

    Pemberdayaan secara langsung seperti warga di desa itu menjadi pembatik di tiga kelompok usaha bersama (UKB). Selain itu, ada sejumlah pemuda yang diberdayakan untuk menjaga galeri batik dan mengelola wisata edukasi di Kampung Batik Sidomukti.

    Seorang warga yang juga pengrajin batik di UKB Mukti Lestari, Sarini, mengaku sudah sejak 2006 ikut membatik. Ia dilatih hingga bisa membatik dan kemudian diberi tempat untuk berkreasi.

    Sarini mengaku penghasilannya sebagai pengrajin batik memang tidak banyak, namun ia bersyukur bisa membantu perekonomian keluarga. "Dari pada di rumah tidak ngapa-ngapain, mending kan di sini bisa membatik. Hasilnya juga lumayan untuk membeli beras," kata dia.

    Warga Desa Sidomukti ini menuturkan ada puluhan ibu-ibu yang dilatih dan saat ini menjadi pengrajin batik.

    Ketua BUMDes Sidomukti, Eko Listio, mengatakan pengembangan Kampung Batik Sidomukti ini didukung dengan penggunaan dana desa senilai Rp107 juta. Dana desa tersebut dimanfaatkan untuk membuat kampung wisata ini menjadi lebih layak dikunjungi.

    Dia menuturkan saat ini ada sekitar 100 orang yang diberdayakan dalam Kampung Batik Sidomukti. Sebagian besar warga tersebut menjadi pembatik di tiga KUB, yaitu Mukti Rahayu, Mukti Lestari, dan Seruling Etan.

    "Ada juga pengelola Kampung Batik sekitar 17 orang. Ini juga anak-anak muda desa setempat," ujarnya.

    Dia mengakui upah yang diberikan kepada perajin maupun pengelola Kampung Batik memang tidak banyak, hanya Rp25.000/hari. Minimal melalui pemberdayaan ini, ibu rumah tangga di desa tidak kesusahan mencari tambahan penghasilan. Selain itu, para pemuda juga tidak perlu keluar desa untuk mencari pekerjaan.

    Harapannya, Kampung Batik Sidomukti ini semakin banyak dikenal secara luas oleh masyarakat. Sehingga semakin banyak pengunjung yang datang untuk berwisata.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.