OLAHRAGA SELANCAR : Pacitan Minim Atlet Surfing, Ini Alasannya

OLAHRAGA SELANCAR : Pacitan Minim Atlet Surfing, Ini Alasannya ilustrasi

    Surfing Pacitan, warga Pacitan enggan untuk surfing karena beberapa hal, salah satunya karena faktor mistis.

    Madiunpos.com, PACITAN--Laut Pacitan yang memiliki keindahan dan ombak untuk kegiatan surfing, ternyata tidak berbanding lurus dengan banyaknya warga setempat yang tertarik dengan surfing. Hal ini dibuktikan dengan jumlah peselancar asal Pacitan yang hanya berjumlah 30 orang dan hanya lima peselancar profesional.

    Pengurus Pacitan Surfing Club (PSC), Khoirul Amin, mengatakan sejumlah titik pantai Pacitan memang cocok untuk kegiatan surfing, karena ombak yang ada di pantai cukup untuk kegiatan olahraga ekstrem itu. Tetapi, ombak yang bagus dan cocok untuk surfing ternyata tidak berpengaruh pada minat warga terhadap olahraga ini.

    Saat ini peselancar yang ada di Pacitan sebanyak 30 orang, sedangkan peselancar yang profesional dan telah mengikuti berbagai kompetisi nasional hingga internasional hanya lima orang.  "Padahal setiap hari ada puluhan wisatawan asing yang datang ke Pacitan hanya ingin mencoba deburan ombak di laut Pacitan. Tetapi warga Pacitan sendiri malah jarang yang tertarik," kata dia kepada Madiunpos.com beberapa waktu lalu.

    Khoirul menyampaikan minimnya warga yang tertarik di olahraga surfing ini karena beberapa faktor, antara lain faktor mistis laut selatan, salah satu olahraga dengan biaya tinggi, dan perkampungan warga jauh dari laut.

    Dia menyampaikan faktor mistis laut selatan manjadi faktor utama dari banyaknya warga yang enggan mendalami olahraga ekstrem ini. "Laut selatan itu kan punya mitos yang cukup horor yaitu sering meminta tumbal. Mitos tersebut menjadi alasan bagi sejumlah warga saat ingin menantang ombak dengan kegiatan surfing," jelas dia.

    Menurut dia, faktor mistis ini yang seharusnya segera dihilangkan, padahal orang yang tenggelam di laut bukan karena hal mistis tetapi kejadian alam. Orang seharusnya memperhatikan ombak saat bermain di laut.

    Selain faktor mistis, kata dia, biaya untuk mengikuti olahraga ini juga cukup mahal. Di Pacitan saja, untuk biaya latihan surfing per hari bisa mencapai Rp200.000. Sedangkan untuk bisa minimal harus ikut latihan beberapa kali. Sedangkan untuk harga papan selancar juga mahal.

    "Justru saat ini ombak di pantai Pacitan banyak yang dimanfaatkan orang luar negeri dan dari luar kota, seperti wisatawan dari Yogyakarta, Solo, Semarang, dan lainnya. Orang Pacitan sendiri justru jarang yang minat," ujar dia.

    Dia menambahkan selama ini PSC sudah melakukan berbagai upaya untuk mengakampanyekan olahraga ekstrem ini. Hal ini supaya warga Pacitan pun bisa memulai untuk mencintai surfing dan nantinya bisa mencetak atlet-atlet surfing profesional.



    Editor : Ahmad Mufid Aryono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.