ORMAS GAFATAR : Bupati Bojonegoro Modali Warga Terusir dari Kalimantan Barat

ORMAS GAFATAR : Bupati Bojonegoro Modali Warga Terusir dari Kalimantan Barat Seorang dokter, Senin (25/1/2016), memeriksa anak dalam gendongan seorang wanita warga asli Bojonegoro yang terusir dari Kalimantan Barat akibat dianggap sebagai mantan anggota ormas Gafatar, Selasa (19/1/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Slamet Agus Sudarmojo)

    Ormas Gafatar yang dikaitkan dengan ajaran sesat oleh kalangan ulama Islam memicu tindak anarkistis pembakaran permukiman warga pendatang di Kalimantan. Buntutnya pemerintah harus memulangkan warga perantau itu ke kampung halaman mereka.

    Madiunpos.com, BOJONEGORO — Bupati Bojonegoro Suyoto menghibahkan modal bagi 11 bekas warganya yang dipulangkan dari tanah perantauan mereka di Kalimantan Barat menyusul pengusiran dan pembakaran permukiman mereka , Selasa (19/1/2016). Ke-11 orang yang disebut sebagai mantan anggota organisasi kemasyarakatan (ormas) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) itu diharapkan Bupati Suyoto bisa diterima kembali oleh warga Bojonegoro.

    "Anggaplah ini saudara saudara kita yang mendapatkan musibah, rumahnya dibakar dan terusir," kata Bupati Suyoto menyambut kepulangan empat keluarga yang disebut-sebut sebagai mantan anggota ormas Gafatar itu di Bojonegoro, Senin (25/1/2016).

    Diingatkan Bupati Suyoto, kendati 11 orang mantan warga Bojonegoro itu diusir dari lokasi mereka bekerja di Kalimantan Barat, mereka tidak terbukti melakukan tindakan kriminal. "Ini saudara kita yang tidak terbukti melakukan tindakan kriminal, sehingga harus tetap diterima dengan baik seperti menggauli dengan suadara-saudara kita yang lainnya. Mereka bersemangat ke sana [Kalimantan Barat] untuk bekerja," tuturnya.

    Seperti marak diberitakan, ormas Gafatar yang dikaitkan dengan ajaran sesat oleh kalangan ulama Islam memicu tindak anarkistis pembakaran permukiman warga pendatang di Kalimantan Barat. Buntutnya pemerintah harus memulangkan warga perantau itu ke kampung halaman mereka masing-masing. Sejauh ini, belum ada kabar aparatur negara mengusut tindak anarkistis yang dipicu provokasi pihak tertentu itu.

    Disokong Modal
    Pemkab Bojonegoro menerima 11 warga eks Bojonegoro yang dipaksa kembali ke kampung halaman mereka itu dengan menginapkan mereka di rumah tamu Griya Dharma Kusuma (GDK). Pemkab juga membantu modal kerja Rp5 juta untuk masing-masing dua keluarga dan Rp2,5 juta untuk masing-masing dua keluarga warga.

    "Dua KK kita bantu modal kerja masing-masing Rp5 juta karena tidak memiliki rumah, sedangkan dua KK lainnya Rp2,5 juta per-KK karena masih memiliki rumah," jelas dia.

    Menurut dia, di lokasi tempatnya bekerja, permukiman mereka dibakar massa termasuk harta bendanya sehingga yang tersisa hanya tinggal baju di badan. Mereka dipulangkan ke kampung halaman mereka setelah lokasi penampungan di Desa Antibar, Kecamatan Tanjungdalem, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, dibakar massa yang hingga kini tak teridentifikasi pemerintah.

    Sesuai data, empat KK dengan jumlah 11 jiwa itu berasal dari Kecamatan Kapas, Kasiman, Tambakrejo dan Sumberrejo. Mereka adalah Iksan, 37, warga Kecamatan Kapas dan Sari Botno, 33, warga Desa Ngaglik Kecamatan Kasiman. Ada pula Sujarno, 34, warga Desa Sukorejo Kecamatan Tambakrejo bersama Mariyatun, 30, istri dan anaknya, Nurul Fatmala, 8, dan Axel Raihan Diandra Putra, tiga pekan. Lainnya, warga Desa Sumuragung Kecamatan Sumberejo, Matrais, 54, bersama keluarganya, yaitu istri Sri Ayomi, 54, dan anak-anak mereka, yaitu Robert Ari Wibowo, 21, Teresia Intan Devita Dewi, 15, dan Takirada Karinda Zizah Damara, 7.

    Diterima Kembali
    Asisten I Pemkab Bojonegoro Djoko Lukito sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara, menjamin warga Bojonegoro bisa menerima kembali 11 warga yang dianggap sebagai mantan aktivis Gafatar itu. Warga desa asal mereka dipastikannya siap membantu. "Warga desa tahu mereka korban," katanya, menegaskan.

    Oleh karena itu, kepada warga eks-Bojonegoro yang terusir dari tanah perantauan di Kalimantan Barat itu, Djoko Lukito meminta agar mereka tidak usah ragu untuk bersosialisasi dengan warga lainnya di desanya masing-masing. "Mereka pulang ke desanya masing-masing dijemput camat dan kepala desanya masing-masing," imbuh Kepala Disnakertransos Bojonegoro Adi Witjaksono.



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.