PASAR TRADISIONAL PONOROGO : Pedagang Pasar Songgolangit Kucing-Kucingan dengan Petugas, Kenapa?

PASAR TRADISIONAL PONOROGO : Pedagang Pasar Songgolangit Kucing-Kucingan dengan Petugas, Kenapa? Spanduk yang berisi larangan berjualan di selasar dan trotoar tertempel di dinding Pasar Songgolangit, Rabu (4/5/2016). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

    Pasar tradisional Ponorogo yakni Pasar Songgolangit ditertibkan, namun sejumlah pedagang nekat berjualan di tempat yang dilarang.

    Madiunpos.com, PONOROGO — Sejumlah pedagang di Pasar Songgolangit kucing-kucingan dengan petugas pengelola pasar saat berjualan di selasar dan trotoar di pasar tradisional terbesar di Kota Reog itu.

    Hal itu dilakukan pedagang sejak ada aturan pedagang dilarang berjualan di selasar dan trotoar pasar yang dikeluarkan Pemkab Ponorogo beberapa pekan lalu.

    Pantauan Madiunpos.com di Pasar Songgolangit, Rabu (4/5/2016) sekitar pukul 13.00 WIB, sejumlah pedagang yang berjualan berbagai kebutuhan seperti sayuran, tahu, dan lainnya mulai memadati trotoar dan selasar pasar yang sebelumnya melompong.

    Mereka mulai membuka dagangannya di sepanjang trotoar, sehingga jalan untuk pengunjung menjadi sempit.

    Seorang pedagang tahu di selasar pasar, Muryati, 50, mengatakan aturan pelarangan berjualan di selasar dan trotoar jalan sudah diberlakukan sejak beberapa pekan lalu.

    Dia mengaku saat pagi berjualan di tempat yang diperbolehkan petugas pasar. Sedangkan saat siang mulai pukul 13.00 WIB, dia berpindah berjualan di selasar pasar.

    Dia mengaku hanya berani berjualan di selasar pasar setelah pukul 13.00 WIB, karena pada waktu itu petugas sudah pulang dan tidak ada yang menjaga. Biasanya, ketika ada pedagang yang berjualan di tempat yang dilarang, petugas akan langsung menegur pedagang itu.

    “Biasanya petugas kan pulang jam 13.00 WIB, setelah itu tidak ada petugas yang berjaga. Kesempatan itu digunakan untuk berpindah,” ujar dia.

    Muryati menganggap berjualan di selasar pasar lebih menguntungkan dan juga lebih dekat dengan pembeli dibandingkan berjualan di tempat yang disediakan pengelola pasar. Selain itu, dagangan juga langsung bisa terlihat oleh pembeli.

    Dia mengaku memiliki los untuk berjualan secara resmi di lantai II pasar tersebut. Namun, karena kondisi pasar di lantai II sepi, sehingga dia berinisiatif untuk berjualan di lantai bawah.

    “Kalau di selasar kan lebih memudahkan konsumen dalam membeli kebutuhan. Selain itu, di sini juga memberi tahu kalau saat ini tempat berjualannya sudah pindah di lantai II,” jelas dia kepada Madiunpos.com.

    Pedagang sayuran di selasar pasar, Wiji, 60, mengatakan hal yang sama. Dia mengaku pindah ke selasar supaya dagangannya bisa dilihat konsumen.

    “Tempat yang disediakan petugas di belakang patung, di sana banyak pedagang, sehingga tempatnya pun berdesak-desakan,” ujar dia.

    Petugas Pasar Songgolangit, Budi Susanto, mengatakan larangan pedagang untuk tidak berjualan di selasar dan trotoar memang berlaku sepanjang hari. Tetapi, dia tidak menampik ada sejumlah pedagang yang nekat berjualan di selasar dan trotoar pasar setelah petugas pulang.

    “Kami menjaganya ya mulai pagi sampai siang, ya jam kantor. Setelah itu memang kami tinggal. Saat ada pedagang yang nekat berjualan seperti itu dan kami melihat biasanya langsung ditegur dan disuruh pindah ke tempat yang telah disediakan,” jelas dia.



    Editor : Rohmah Ermawati

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.