Kategori: News

Pasien RSKI Unair Mayoritas Ber-KTP Surabaya

Madiunpos.com, SURABAYA -- Juru bicara Tim Satgas Corona Rumah Sakit Universitas Airlangga,  Alfian Nur Rasyid  membantah jika Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) milik mereka tidak memprioritaskan pasien dari Kota Surabaya.

Bantahan tersebut disampaikan karena sempat muncul tudingan bahwa RSKI Unair tidak memprioritaskan pasien dari Kota Surabaya.

"Di RSKI milik Rumah Sakit Airlangga sebanyak 205 pasien atau 86,7 persen pasien ber-KTP Surabaya. Sementara itu sisanya sebanyak 31 pasien berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur," kata Alfian dikonfirmasi di Surabaya, Sabtu.

Terapkan Kampung Tangguh Cegah Covid-19, Pemprov Jatim gandeng TNI-Polri

Dia menegaskan, sampai saat ini yang dirawat di RSKI mayoritas penduduk Surabaya dan tidak benar bahwa RS Unair tidak memprioritaskan pasien dari Surabaya.

"Pasien dari manapun, selama membutuhkan perawatan, akan diterima selama masih tersedia tempat tidur. Tanpa memandang suku, agama, jenis kelamin, asal daerah, dan lainnya," katanya.

Dikatakan Alfian, rumah sakit juga sudah mempublikasikan data asal tempat tinggal pasien. Data tersebut menunjukkan bahwa masih banyak kasus yang ada pada penduduk Surabaya.

Dirawat 12 Hari, Pasien Positif Corona di Ponorogo dari Klaster Temboro Sembuh

Beberapa di antaranya masih di rumah dan mungkin tidak menyadari sakit atau mereka anggap ringan. "Mungkin suatu saat akan memberat dan perlu RS, sementara RS rujukan penuh semuanya," katanya.

Dengan jumlah pasien yang ada saat ini, dokter spesialis paru-paru ini mengungkapkan kamar perawatan terus penuh.

Beban Kerja Tenaga Kesehatan

Saat ini, RS Unair menerapkan pemisahaan perawatan Covid-19 khusus di RSKI. Sementara untuk rawat inap dan rawat jalan RS Unair diperuntukkan pasien non-Covid-19 seperti semula.

Viral Pedagang Buang Sayur di Malang

"Saat ini ditambah berapapun kamar, RS rujukan se-Surabaya mengeluhkan tidak mampu menerima pasien lagi terkait Covid-19 termasuk d RSKI," ujarnya.

Selain ruangan, jumlah tenaga kesehatan juga terbatas. Dengan jumlah pasien yang dilayani terus bertambah menyebabkan beban kerja tenaga kesehatan meningkat.

"Ini tidak baik untuk pelayanan dan keselamatan pasien serta keselamatan tenaga kesehatan. Jam kerja makin lama dan tugas pekerjaan makin padat," pungkasnya.

Arif Fajar Setiadi

Dipublikasikan oleh
Arif Fajar Setiadi

Berita Terkini

Pegadaian Dukung Pemberdayaan Kelompok Rentan lewat Pelatihan Kemandirian Ekonomi dan Inklusi Digital

Madiunpos.com, JAKARTA — PT Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dua entitas dalam holding… Read More

2 hari ago

Meriahkan Tahun Baru Islam, Pegadaian Syariah Gelar Kilau Emas Muharram untuk Masyarakat Aceh

Madiunpos, LHOKSEUMAWE — Pegadaian Syariah meluncurkan program sosial-ekonomi bertajuk Kota Islami Lhokseumawe Amanah untuk Ekonomi… Read More

3 hari ago

Komitmen Jalankan Transformasi Digital, Pegadaian Catat Lebih dari 10 Juta Transaksi Digital pada Semester Pertama 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More

1 minggu ago

Jangan Lewatkan, Pegadaian Galeri 24 Bagi–Bagi Emas Gratis di PRJ JIEXPO Kemayoran

Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More

2 minggu ago

Inovasi Baru Pegadaian: Emas Fisik Kini Bisa Langsung Jadi Tabungan Emas

Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More

2 minggu ago

Pegadaian Raih The Most Innovative dan The Best CEO Future Finance Awards 2025

Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More

3 minggu ago

This website uses cookies.