Batu besar yang menjadi petanda Lubang Yudo di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Kamis (1/10/2020). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)
Madiunpos.com, MADIUN -- Pembangunan Monumen Lubang Yudo yang ada di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, batal direalisasikan pada tahun ini. Hal ini setelah anggaran yang akan digunakan untuk membangun monumen tersebut dialihkan untuk penanganan Covid-19.
Monumen Lubang Yudo ini berlokasi sekitar 800 meter dari tempat wisata Monumen Kresek. Lubang Yudo ini merupakan salah satu tempat yang pada tahun 1948 digunakan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk mengeksekusi para tawanannya.
Seperti diketahui, Monumen Kresek merupakan sebuah monumen yang dibangun untuk mengingat kekejaman PKI. Anggota partai komunis ini membantai sejumlah ulama, Polri, hingga tokoh masyarakat di lokasi tersebut pada 1948.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Bupati: Madiun yang Pertama Kali Melawan PKI
Bupati Madiun, Ahmad Dawami, mengatakan Lubang Yudo ini berada di pinggir sungai. Ada batu besar dan di sampingnya terdapat lubang.
Bupati menyampaikan pemerintah serius untuk membangun monumen di lokasi tersebut. Hal itu dibuktikan dengan telah dibebaskannya tanah di lokasi tersebut. Sebelumnya, lahan itu milik warga.
“Untuk tanahnya sudah kita bebaskan. Tinggal membangun. Tetapi terjadi rasionalisasi penanganan Covid-19, sehingga pembangunannya pun ditunda,” jelasnya seusai mengikuti upacara memperingati Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek, Kamis (1/10/2020).
Bupati yang akrab disapa Kaji Mbing ini menuturkan Monumen Lubang Yudo ini nantinya menjadi tersambungnya titik sejarah dengan Monumen Kresek.
172 Nakes RSUD dr. Soedono Ikuti Swab, 15 Nakes Positif Covid-19
Pengelola Monumen Kresek, Dwi Atmanto, 48, mengatakan Lubang Yudo ini merupakan tempat yang menjadi tempat ekskusi seorang ulama oleh anggota PKI. Terungkapnya Lubang Yudo ini baru sekitar tahun 1995 atau 1993. Saat itu, anak dari ulama yang dieksekusi tersebut ingin tahu posisi orang tuanya.
“Setelah dilakukan pemugaran lokasi. Pada saat itu di bawah bambu itu digali dan ditemukan tulang. Kemudian dibawa oleh anaknya [untuk dimakamkan],” ujarnya.
Konon, seorang kiai tersebut sulit untuk dieksekusi. Kemudian kiai itu diborgol dan kemudian dilempar ke sebuah lubang. Yang kini disebut Lubang Yudo.
“Kalau ceritanya, ualam saat itu kan sakti-sakti ya,” jelas dia.
Atmanto menuturkan pihaknya setuju dengan rencana pemkab yang akan membangun monumen di Lubang Yudo. Ini supaya masyarakat bisa melihat sejarah. Selain itu, kekejaman tersebut tidak terulang lagi.
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali menorehkan prestasi gemilang dengan menerima penghargaan bergengsi Paritrana Award… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA — PT Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dua entitas dalam holding… Read More
Madiunpos, LHOKSEUMAWE — Pegadaian Syariah meluncurkan program sosial-ekonomi bertajuk Kota Islami Lhokseumawe Amanah untuk Ekonomi… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More
This website uses cookies.