Kategori: News

Pembangunan Monumen Lubang Yudo di Kresek Madiun Tertunda, Ini Penyebabnya

Madiunpos.com, MADIUN -- Pembangunan Monumen Lubang Yudo yang ada di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, batal direalisasikan pada tahun ini. Hal ini setelah anggaran yang akan digunakan untuk membangun monumen tersebut dialihkan untuk penanganan Covid-19.

Monumen Lubang Yudo ini berlokasi sekitar 800 meter dari tempat wisata Monumen Kresek. Lubang Yudo ini merupakan salah satu tempat yang pada tahun 1948 digunakan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk mengeksekusi para tawanannya.

Seperti diketahui, Monumen Kresek merupakan sebuah monumen yang dibangun untuk mengingat kekejaman PKI. Anggota partai komunis ini membantai sejumlah ulama, Polri, hingga tokoh masyarakat di lokasi tersebut pada 1948.

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Bupati: Madiun yang Pertama Kali Melawan PKI

Bupati Madiun, Ahmad Dawami, mengatakan Lubang Yudo ini berada di pinggir sungai. Ada batu besar dan di sampingnya terdapat lubang.

Bupati menyampaikan pemerintah serius untuk membangun monumen di lokasi tersebut. Hal itu dibuktikan dengan telah dibebaskannya tanah di lokasi tersebut. Sebelumnya, lahan itu milik warga.

“Untuk tanahnya sudah kita bebaskan. Tinggal membangun. Tetapi terjadi rasionalisasi penanganan Covid-19, sehingga pembangunannya pun ditunda,” jelasnya seusai mengikuti upacara memperingati Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek, Kamis (1/10/2020).

Bupati yang akrab disapa Kaji Mbing ini menuturkan Monumen Lubang Yudo ini nantinya menjadi tersambungnya titik sejarah dengan Monumen Kresek.

172 Nakes RSUD dr. Soedono Ikuti Swab, 15 Nakes Positif Covid-19

Pengelola Monumen Kresek, Dwi Atmanto, 48, mengatakan Lubang Yudo ini merupakan tempat yang menjadi tempat ekskusi seorang ulama oleh anggota PKI. Terungkapnya Lubang Yudo ini baru sekitar tahun 1995 atau 1993. Saat itu, anak dari ulama yang dieksekusi tersebut ingin tahu posisi orang tuanya.

“Setelah dilakukan pemugaran lokasi. Pada saat itu di bawah bambu itu digali dan ditemukan tulang. Kemudian dibawa oleh anaknya [untuk dimakamkan],” ujarnya.

Konon, seorang kiai tersebut sulit untuk dieksekusi. Kemudian kiai itu diborgol dan kemudian dilempar ke sebuah lubang. Yang kini disebut Lubang Yudo.

“Kalau ceritanya, ualam saat itu kan sakti-sakti ya,” jelas dia.

Atmanto menuturkan pihaknya setuju dengan rencana pemkab yang akan membangun monumen di Lubang Yudo. Ini supaya masyarakat bisa melihat sejarah. Selain itu, kekejaman tersebut tidak terulang lagi.

Abdul Jalil

Dipublikasikan oleh
Abdul Jalil

Berita Terkini

PT Pegadaian Tingkatkan Komitmen Tata Kelola melalui Pengukuran Maturitas GRC

Madiunpos.com, JAKARTA - PT Pegadaian kembali menegaskan komitmennya dalam menerapkan Implementasi Governance, Risk, and Compliance… Read More

8 jam ago

Dukung UMKM Naik Kelas, Pegadaian Raih Penghargaan Kolaborator Entrepreneur Hub dari Kementerian UMKM

Madiunpos.com, JAKARTA-Dinilai berhasil mendorong pelaku usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) naik kelas, PT Pegadaian… Read More

2 hari ago

Sinergi untuk Negeri, Pegadaian Bersama 3 Institusi Pasar Modal Siapkan ETF Emas Pertama di Indonesia

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian, bersama dengan PT BRI Manajemen Investasi (BRI MI), PT Mandiri… Read More

2 hari ago

Peduli Warga Terdampak Tanah Gerak di Purbalingga, Pegadaian Salurkan Bantuan

Madiunpos.com, PURBALINGGA-Pegadaian Kanwil XI Semarang menyalurkan bantuan tanggap darurat kepada warga Desa Maribaya, Kecamatan Karanganyar,… Read More

5 hari ago

Bergerak Cepat, Pegadaian Salurkan Bantuan Darurat untuk Bencana di Sumatra

Madiunpos.com, JAKARTA - Serangkaian bencana banjir, longsor, dan cuaca ekstrem yang melanda Aceh, Sumatra Utara,… Read More

6 hari ago

Perkuat Pemberdayaan Pandai Besi Binongko, Pegadaian dan Universitas Halu Oleo Jalin Kerja Sama

Madiunpos.com, JAKARTA-Pegadaian bersama Universitas Halu Oleo melaksanakan program pemberdayaan masyarakat pandai besi di Pulau Binongko,… Read More

1 minggu ago

This website uses cookies.