Pembangunan Replika Monas di Alun-alun Madiun Dikritik, Ini Tanggapan Wali Kota

Pembangunan replika Monumen Nasional (Monas) di Alun-alun Kota Madiun, Jawa Timur, mendapat kritikan dari warganet.

Pembangunan Replika Monas di Alun-alun Madiun Dikritik, Ini Tanggapan Wali Kota Tangkapan layar konten di media milik Pemkot Madiun yang dihujani kritikan warganet. (Abdul Jalil/Solopos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Pembangunan replika Monumen Nasional (Monas) di Alun-alun Kota Madiun, Jawa Timur, mendapat kritikan dari warganet. Kota Madiun dianggap krisis identitas, sehingga harus membangun ikon dari luar negeri maupun luar kota.

    Pemkot Madiun dalam beberapa tahun terakhir memang sedang giat-giatnya melakukan penataan wilayah kota. Salah satu konsep yang dikembangkan adalah membangun replika ikon-ikon dunia, seperti di kawasan Pahlawan Street Center (PSC), ada replika patung Merlion dari Singapura, replika menara Eiffle dari Perancis, replika Kakbah, dan replika rumah kampung Eropa.

    Sedangkan yang terbaru, pemkot bakal membangun replika patung Liberty di kawasan Sumber Wangi dan replika Monas di Alun-alun Madiun.

    Instagram media humas milik Pemkot Madiun @madiuntoday.id pun dibanjiri komentar, baik komentar bernada kritikan maupun pujian. Hingga Minggu (8/10/2023) malam, unggahan pembangunan Monas di Alun-alun Madiun telah mendapatkan komentar sebanyak 687 dan konten itu mendapatkan 3.006 suka.

    Replika-replika ini sebenarnya buat siapa? Warga madiun atau luar? Kelihatannya warga madiun sendiri nggak butuh kayak gini. Dari kemarin saya dan beberapa orang lain berkomentar soal transportasi umum, karena memang dibutuhkan, tapi tetap saja fokus membangun replika,” tulis akun @dansder_.

    Baca Juga: TPA Winongo Kota Madiun Alami Kebakaran

    Kota samping do ngrangkul cah2 nom I pak, pantes ae ngeneki krisis identitas wong cah nom e blas gak di rangkul. Gen Boomers ra mashoox,” tulis akun @ilhamaji.saptr.

    Saran aja harusnya menunjukkan icon madiun spt menonjolkan kesenian silatnya. Spt di ponorogo contohnya menonjolkan reyog nya dg membuat patung di tiap” perempatan, di jl soehat yg baru juga terdapat patung bujang ganong setau saya,” tulis @alfedo_as.

    Tolong dong yang mulai pak walikota dan jajarannya, kreatif dikit lah kalo mau bikin ikon wisata. Saya yakin anak muda Madiun tuh banyak yg kreatif, sayangnya kurang dapet atensi dan berujung milih buat merantau Bikin replika gini jg secara gak langsung buktiin klo Madiun gak punya ide yg fresh buat ngembangin kotanya,” tulis akun @arpramithad.

    Selain komentar bernada kritikan, pembangunan replika itu juga mendapatkan dukungan dari warganet.

    Baca Juga: Pendaftar Membeludak, Pemkot Madiun Pilih 160 Pemuda untuk Pelatihan Berbasis Kompetensi

    Yg komentar gak menarik dll, wong nyatanya ini menarik gitu lho? Yg komen segini banyaknya masih di bilang ga menarik. Nyata nya yg di PSC replika segitu banyak nya juga rame. Sadar ga sadar, replikareplika ini membantu meningkatkan ekonomi untuk pedagang di sekitar lokasi tsb,” tulis akun @praditya_kusherlianto.

    Tanggapan Wali Kota Madiun

    Menanggapi berbagai kritikan itu, Wali Kota Madiun, Maidi, mengajak anak muda supaya ikut berpartisipasi dalam pembangunan. Para pemuda yang memiliki konsep penataan kota yang inovatif bisa menyampaikan ke Pemkot Madiun. Bahkan, dia akan membeli konsep tersebut ketika dinilai layak.

    “Anak muda itu tolong lah, kalau punya konsep punya inovasi kita beli. Tolong buat konsep. Madiun ada tempat-tempat yang kurang bagus, itu anak muda tolong bikin konsepnya. Saya beli konsepnya. Konsep yang bagus, saya hormati, saya hargai,” jelas Maidi kepada wartawan, Jumat (6/10/2023).

    Dia pun menjawab kritikan pembangunan replikasi Monas di Alun-alun Madiun. Menurut dia, Monas merupakan ikon dari Indonesia. Sehingga ikon tersebut layak untuk dibangun di Madiun. Pembangunan replika Monas ini untuk melengkapi ikon-ikon dunia yang telah dibangun di Madiun.

    “Monas itu identitas Indonesia. Ditaruh di Madiun terus dikritik. Dia orang mana? Kecuali itu patung wong [orang] telanjang. Patung pendekar kan sudah ada. [pembangunan Monas] ini untuk melengkapi keragaman ikon dunia di Madiun,” jelasnya.

    Baca Juga: Dukung KTT AIS Forum 2023, TelkomGroup Siapkan Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi Andal

    Maidi tidak mempermasalah kritik yang disampaikan. Namun, ia juga berharap para pemuda memberikan masukan kepada pemkot dalam hal penataan dan pembangunan kota.

    Dia mengklaim pembangunan replika ikon dunia dan penataan kawasan PSC selama ini membawa dampak ekonomi yang cukup signifikan. Perputaran uang di kawasan PSC setiap bulan diklaim antara Rp1 miliar hingga Rp1,5 miliar per bulan.

    Menurutnya, penataan dengan konsep pembangunan replika ikon dunia menjadi salah satu jurus untuk menarik wisatawan supaya mau datang ke Madiun. Hal ini karena Madiun tidak memiliki sumber daya alam yang bisa dijual, seperti hutan, air terjun, maupun lainnya.

    “Apa yang kita miliki? Sampah, banjir, air peceran. Saat ini tol Solo-Surabaya hanya dua jam, siapa yang mau mampir ke Madiun. Kalau Madiun tidak dibenahi. Apalagi pecel sudah ada di Rest Area Tol. Kalau tidak ada yang menarik di Madiun, siapa yang mau mampir ke sini,” jelasnya.

     



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.