PENAMBANGAN PASIR : 7 Truk Terempas Banjir Bandang, Polisi Blitar Larang Penambangan Pasir

PENAMBANGAN PASIR : 7 Truk Terempas Banjir Bandang, Polisi Blitar Larang Penambangan Pasir Sejumlah warga dan polisi mengevakuasi truk yang tertimbun pasir akibat banjir bandang lahar hujan Gunung Kelud di aliran sungai atau Kali Putih Desa Karangrejo Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Sabtu (9/1/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Irfan Anshori)

    Penambangan pasir di Kali Putih dihentikan polisi Blitar setelah terjadi musibah banjir bandang.

    Madiunpos.com, BLITAR — Banjir bandang mengempas aktivitas penambangan pasir di sungai atau Kali Putih, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Jumat (8/1/2016) malam. Meskipun tak ada korban jiwa, setidaknya tujuh truk pengangkut pasir hancur terempas lahar dingin dari Gunung Kelud.

    Aparat Kepolisian Sektor Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur pun menerbitkan larangan aktivitas penambangan di sekitar jalur lahar wilayah tersebut. "Kami sudah memasang papan larangan untuk menambang di beberapa titik. Kami minta terutama jika cuaca gelap tidak melakukan penambangan," kata Kepala Polsek Garum AKP Rusmin saat dimintai konfirmasi Kantor Berita Antara di Blitar, Sabtu (9/1/2015).

    Ia mengatakan, banjir bandang terjadi pada Jumat (8/1) malam terjadi di sekitar Kecamatan Garum. Hujan yang turun di daerah tersebut sebenarnya tidak terlalu deras, namun di sekitar Gunung Kelud (1.731 meter di atas permukaan laut) hujan sangat deras. Gunung itu masuk di wilayah perbatasan Kabupaten Kediri dan Blitar, termasuk jalur lahar juga mengalir lewat Kabupaten Blitar.

    Air dari kawasan Gunung Kelud mengalir melalui jalur lahar salah satunya yang melewati Kali Putih di Kecamatan Garum. Sungai itu merupakan salah satu jalur lahar dan masih aktif. Banjir bandang langsung datang lewati jalur lahar tersebut. Di saat itu, banyak warga yang masih melakukan aktivitas penggalian pasir.

    Akibat kejadian itu, setidaknya tujuh truk terhanyut sampai sekitar 5 meter dari lokasi kendaraan itu parkir. Posisinya kendaraan juga sudah bermacam-macam termasuk ada yang miring. "Ada tujuh kendaraan yang terhanyut saat itu, mengalami rusak berat dan ringan. Namun, untuk korban manusia nihil, sebab mereka langsung lari begitu banjir datang," ujarnya.

    Kapolsek mengaku, aktivitas penambangan di lokasi itu sebenarnya dilarang. Namun, warga dalam melakukan aktivitasnya menggunakan cangkul untuk mengumpulkan pasir dan bukan dengan mesin diesel. Namun, ia sudah meminta kepada paguyuban warga yang menambang pasir untuk menghentikan aktivitas penambangan terlebih dahulu, demi mencegah terjadinya korban jiwa, terutama saat terjadi banjir bandang.



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.