PENDIDIKAN PONOROGO : Nyaris Roboh, Ruang Kelas di SDN 01 Ngasinan Disokong 6 Tiang Bambu

PENDIDIKAN PONOROGO : Nyaris Roboh, Ruang Kelas di SDN 01 Ngasinan Disokong 6 Tiang Bambu Siswa-siswi kelas VI SDN 01 Ngasinan Ponorogo belajar di ruangan yang disokong enam tiang bambu karena rangka atap ruang itu nyaris roboh, Selasa (22/11/2016) pagi. (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

    Pendidikan Ponorogo, dua ruang di SDN 01 Ponorogo nyaris roboh.

    Madiunpos.com, PONOROGO -- Dua ruang di SD Negeri 01 Ngasinan, Kecamatan Jetis, Ponorogo, nyaris ambrol karena kondisi bangunan sudah tua. Saat ini ruang tersebut diberi enam tiang bambu untuk menyangga atap dua ruang itu.

    Dua ruangan di SDN 01 Ngasinan itu terdiri dari ruang kelas VI dan ruang guru. Pantauan Madiunpos.com di sekolah itu, Selasa (22/11/2016) pagi, kondisi bangunan itu sudah tua dan plafon banyak yang rusak berlubang. Tembok gedung bangunan itu juga retak di beberapa bagian.

    Salah seorang guru SDN 01 Ngasinan, Agus Sucirahanto, mengatakan bangunan itu sudah disokong dengan enam tiang bambu sejak sebulan lalu. Pemasangan enam tiang bambu itu bertujuan menopang beban rangka atap.

    Dia mengatakan rangka atap sudah lapuk karena dimakan usia. Tiba-tiba rangka atap bangunan itu melengkung dan membuat tembok bangunan retak karena tidak kuat menahan beban rangka.

    "Setelah melihat itu, kami pun memasang enam tiang bambu sementara untuk menopang beban rangka atap," kata dia kepada Madiunpos.com.

    Agus menuturkan meski sudah dipasang tiang bambu untuk menopang, guru dan siswa di sekolah itu tetap waswas karena tiang itu tidak sepenuhnya bisa membuat rangka bangunan kuat. Selain itu, keberadaan enam tiang tersebut juga mengganggu aktivitas belajar mengajar di kelas.

    "Tiangnya berada di dalam ruang kelas, jadi sekarang kursi dan meja pun ditata berbeda tidak bisa seperti dulu," jelas Agus.

    Kondisi tersebut semakin diperparah saat terjadi hujan deras disertai angin kencang. Dalam kondisi itu, siswa biasanya tambah takut karena kondisi tersebut.

    Meski demikian, proses kegiatan belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa. Agus menuturkan sekolah tidak memiliki ruang kelas lainnya, sehingga aktivitas belajar mengajar terpaksa dilakukan di ruang kelas itu.

    "Kalau ada ruangan lain tentu kegiatan belajar mengajar siswa dipindah di ruang lain. Sayangnya, kami tidak memiliki ruang lainnya," terang dia.



    Editor : Rohmah Ermawati

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.