PENYAKIT MEMATIKAN : Inilah Penyakit dengan Risiko Kematian Tertinggi di Tulungagung

PENYAKIT MEMATIKAN : Inilah Penyakit dengan Risiko Kematian Tertinggi di Tulungagung RSUD dr. Iskak Tulungagung (rsudtulungagung.com)

    Penyakit mematikan dengan risiko kematian tertinggi di Tulungagung adalah ISPA.

    Madiunpos.com, TULUNGAGUNG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung mencatat infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) menjadi kasus dengan jumlah penderita terbanyak di wilayah setempat selama kurun 2015 dengan volume mencapai 17.376 orang.

    ISPA atau pneunomia juga merupakan penyakit dengan risiko kematian tertinggi di Tulungagung. "Selama kurun 2015, angka kematian pada penderita pneunomia unspecific atau infeksi di paru dengan berbagai sebab ini tercatat sebanyak 51 orang," kata Kasi Informasi dan Pemasaran RSUD dr. Iskak Tulungagung Mochammad Rifai, Minggu (18/4/2016).

    Dia menambahkan empat jenis penyakit kronis lain yang memiliki risiko kematian tertinggi setelah pneunomia, adalah sepsis atau infeksi yang menjalar ke sistem aliran darah, capcay hernia of brain (stroke ringan), gagal ginjal kronis, serta stroke yang diakibatkan petrdarahan otak.

    "Kalau selama kurun Januari 2016 yang sudah terekap dalam sistem kami, sepsis, pneunomia, dan kasus ginjal kronis yang masih masuk lima besar. Dua lainnya adalah infeksi rongga perut dan stroke buntu," papar dia.

    Sementara itu, selain ISPA, Dinkes Tulungagung mencatat tiga kasus terbanyak lain adalah hipertensi sebanyak 9.440 orang, diabet noninsulin mencapai 2.172 orang/penderita, dan asma 2.085 orang.

    "Tapi kami tidak membuat tabulasi kasus kematian karena tidak ada laporan soal itu dari jajaran puskesmas, klinik maupun rumah sakit swasta di Tulungagung," kata Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes Tulungagung Bahrudin.

    Kendati membenarkan kasus diabetes memiliki jumlah penderita cukup besar, Bahrudin maupun Rifai mengatakan jenis penyakit kronis tersebut sebenarnya tidak berisiko kematian kecuali merembet ke penyakit lain atau terjadi komplikasi.



    Editor : Rohmah Ermawati

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.