PERKEBUNAN JATIM : Karyawan RNI Pelajari Manajemen Kebun Teh di India

PERKEBUNAN JATIM : Karyawan RNI Pelajari Manajemen Kebun Teh di India Ilustrasi pemetik daun teh. (JIBI/Solopos/Antara/Ari Bowo Sucipto)

    Perkebunan Jatim di bawah PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) mengirim karyawan ke India demi mempelajari manajemen perkebunan teh.

    Madiunpos.com, MALANG — Karyawan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dikirim ke Khotari Agriculture Management Centre, di Tamil, India lewat fasilitas beasiswa Colombo Plan untuk mempelajari manajemen perkebunan teh.

    Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) B. Didik Prasetyo mengatakan kemajuan industri teh ditopang oleh banyak faktor, selain teknologi serta research and development, faktor yang tak kalah penting adalah sumber daya manusia (SDM). “Beasiswa Colombo Plan ini merupakan beasiswa lintas negara yang proses seleksinya sangat kompetitif,”ujarnya dalam rilis yang diterima Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) di Malang, Sabtu (29/8/2015).

    Didik melepas karyawan yang mendapatkan beasiswa ke India itu di Kantor Pusat RNI Jakarta, Jumat (28/8/2015). Seleksi beasiswa sangat selektif bisa  terlihat dari banyaknya alumni penerima beasiswa Colombo Plan yang telah berhasil menjadi pimpinan di berbagai perusahaan perkebunan di Indonesia.

    “Tahun ini RNI mengirimkan 4 putra terbaiknya. Merupakan kebanggaan karena dari total 14 delegasi Indonesia 4 orang dari PT Mitra Kerinci. Tahun lalu PT Mitra Kerinci juga berhasil mengirimkan 4 karyawannya untuk mengikuti program serupa. Jadi ini bukan keikutsertaan pertama kami,” ujarnya.

    Dia menambahkan, mereka akan mendapatkan pendidikan dan pelatihan seputar tea plantation management, tea tasting, dan quality assurance selama 2-3 bulan.

    Cetak Kader Nasional
    Materi pelatihan sesuai standar yang diterapkan pada industri teh di India. Menurutnya, program ini penting untuk mencetak kader-kader yang handal di tengah industri teh nasional, sehingga mampu mendukung program pemerintah meningkatkan produktifitas dan kualitas teh dalam negeri.

    Dia berharap, karyawan  fokus menyerap apa yang diajarkan sehingga ketika pulang ke tanah air membawa banyak ilmu dan pengalaman untuk di-share dan diterapkan. “Tak dipungkiri, India masih merupakan tolak ukur industri teh terbaik dunia, maka tepat apabila kita belajar pada yang lebih baik sehingga suatu saat bisa melebihinya, ” ujar Didik.

    Sementara itu, salah seorang peserta beasiswa Agus Wibowo mengaku sangat antusias ketika dinyatakan lulus. Dirinya optimistis, semakin banyak karyawan yang mendapatkan kesempatan ini maka semakin besar pula perubahan positif yang bisa dilakukan di perkebunan dan pabrik-pabrik teh yang selama ini masih kalah produktifitasnya oleh pabrik-pabrik di luar.

    “Akan sangat banyak ilmu yang didapat dengan belajar langsung ke India. Komitmen kami ingin berkontribusi memajukan perusahaan, dengan begitu kami pun dapat turut serta memajukan teh Indonesia, karena selama ini industri teh dalam negeri masih terpuruk” ujarnya.

     



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.