PETERNAKAN PACITAN : Duh, Sapi yang Mati Mendadak Ternyata Bantuan Pemkab Pacitan

PETERNAKAN PACITAN : Duh, Sapi yang Mati Mendadak Ternyata Bantuan Pemkab Pacitan Kondisi sapi milik kelompok ternak Sido Makmur II di Dusun/Desa/Kecamatan Pringkuku, Pacitan, Kamis (1/9/2016). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

    Peternakan Pacitan, seekor sapi yang mati mendadak dengan dugaan penyakit antraks merupakan bantuan Pemkab Pacitan.  

    Madiunpos.com, PACITAN — Dari tiga ekor sapi yang mati mendadak di tiga desa di Pacitan, salah satunya merupakan sapi bantuan dari pemerintah untuk kelompok ternak. Sapi tersebut mati mendadak dan saat ini masih berstatus suspek antraks.

    Satu dari tiga ekor sapi yang mati mendadak itu merupakan milik kelompok ternak Sido Makmur II yang berada di Dusun/Desa/Kecamatan Pringkuku, Pacitan.

    Sekretaris kelompok ternak Sido Makmur II, Bibit Setyawan, mengatakan seekor sapi betina mati mendadak pada Kamis (4/8/2016). Sebelumnya tidak ditemukan gejala penyakit yang membahayakan di sapi tersebut dan tiba-tiba mati di kandang yang berada di depan rumah warga itu.

    Setelah mengetahui sapi tersebut mati, selanjutnya dia menghubungi Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Pacitan untuk melakukan pengecekan. Petugas datang dan melakukan pengecekan serta mengambil sampel darah untuk diuji di laboratorium.

    “Kami sangat kaget sekali kalau sapi tersebut mati, karena sebelumnya tidak ada tanda-tanda penyakit yang diderita sapi itu,” jelas dia kepada wartawan di lokasi kandang sapi milik kelompok ternak Sido Makmur II, Kamis (1/9/2016).

    Bibit menyampaikan setelah dilakukan pengecekan, sapi yang mati tersebut kemudian dikubur di dekat kandang. Sedangkan untuk sapi yang masih hidup diberi vaksin supaya bertahan hidup dan tidak tertular penyakit.

    Mengenai sapi-sapi tersebut, kata dia, kelompok ternak Sido Makmur II mendapatkan bantuan dari Pemkab Pacitan berupa 11 ekor sapi yang terdiri dari 10 ekor sapi betina dan seekor sapi pejantan. Sedangkan sapi betina yang mati tersebut merupakan salah satu di antara 10 ekor sapi bantuan pemerintah.

    Bantuan sapi jenis Peranakan Ongole (PO) tersebut baru diberikan pemerintah kepada kelompok ternak pada Februari 2016 lalu. Setelah itu, seluruh sapi hasil bantuan tersebut dirawat peternak yang tergabung dalam kelompok itu sesuai standar.

    Dia mengakui pada saat diberikan kepada kelompok ada seekor sapi bantuan itu yang dalam kondisi sakit di bagian hidung yang mengakibatkan banyak belatung. Sedangkan 10 ekor sapi lainnya dalam kondisi sehat.

    “Kami tidak mengajukan bantuan sapi itu, tetapi kami diberi dari pemerintah. Satu ekor sapi bantuan memang ada yang sakit saat diberikan, tetapi yang mati bukan yang sakit itu. sejauh ini, tidak ada sapi atau manusia di sekitar kandang yang tertular penyakit,” jelas dia.

    Sapi bantuan pemerintah itu berusia tiga tahun dan seluruh sapi bantuan tidak boleh dijual. Ada tujuh orang anggota kelompok ternak Sido Makmur II yang dipasrahi untuk merawat 11 ekor sapi tersebut.

    Mengenai isu antraks, kata dia, peternak justru tidak tahu menahu dengan adanya dugaan penyakit antraks yang membuat seekor sapi tersebut mati. Dia juga mengklaim seluruh perawatan dan pakan ternak sudah sesuai dengan standar.

    Kepala Bidang Kesehatan Hewan Distanak Pacitan, Agus Sumarno, mengatakan ada tiga desa di dua kecamatan di Pacitan yang berstatus sebagai desa tanggap darurat setelah ditemukannya tiga ekor sapi mendadak di tiga desa itu. Salah satu desa yang menjadi tanggap darurat yaitu Dusun/Desa/Kecamatan Pringkuku.

    Agus mengatakan sapi yang mati mendadak di Dusun Pringkuku itu merupakan sapi milik kelompok ternak Sido Makmur II. Dia mengaku tidak mengetahui asal usul sapi yang mati mendadak milik kelompok ternak tersebut.

    “Kami belum bisa mengatakan sapi tersbeut positif antraks, karena hasil laboratorium belum turun. Tetapi, upaya waspada sudah kami lakukan, salah satunya dengan meningkatkan status di desa tersebut sebagai desa tanggap darurat dan pemberian vaksinasi ke seluruh sapi di desa itu,” terang dia.



    Editor : Ahmad Mufid Aryono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.