Positif Covid-19, Santri Temboro Asal Probolinggo Kabur Dari Karantina

Seorang santri Temboro asal Probolinggo kabur dari karantina meski hasil rapid testnya positif Covid-19.

Positif Covid-19, Santri Temboro Asal Probolinggo Kabur Dari Karantina Petugas melakukan penjemputan paksa santri Temboro yang hasil rapid test-nya reaktif, namun gagal. (detik.com)

    Madiunpos.com, PROBOLINGGO -- Seorang santri Pondok Pesantren Al Fatah, Temboro, Magetan, asal Kabupaten Probolinggo kabur dari karantina. Padahal rapid test-nya menunjukkan hasil reaktif alias positif  Covid-19. Bahkan bukan hanya sekali, tapi hasil dua kali rapid test.

    Petugas gabungan dari Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Probolinggo pun harus menjemput paksa santri berinisial JR tersebut. Namun penjemputan ini tak berhasil karena pihak keluarga melindunginya.

    Seperti dikutip Madiunpos.com dari detik.com, petugas menjemput paksa JR ke Desa Curahsawo, Kecamatan Gending, Probolinggo pada Minggu (26/4) malam. Namun JR kabur bersama keluarganya. Aksi penjemputan paksa itu malah menjadi tontonan warga setempat dan pengguna jalan pantura Gending.

    Seorang Pria di Ponorogo Meninggal Mendadak, Petugas Gunakan APD untuk Mengevakuasi

    Sebagai informasi, begitu pulang dari Ponpes Al Fatah di Temboro, Magetan, yang merupakan klaster penularan Covid-19, JR menjalani rapid test di Probolinggo. Ia sudah dua kali rapid test dan hasilnya reaktif. Ia sempat dikarantina di SDN Curahsawo, namun JR kabur ke rumahnya.

    Pihak keluarga berjanji segera menyerahkan JR ke RSUD Tongas untuk dilakukan perawatan medis. "Jika tidak segera kita isolasi, JR ditakutkan akan menularkan virus Covid-19 ke keluarga dan tetangganya. Petugas yang gagal membawa JR langsung menyemprotkan disinfektan ke rumah santri tersebut," kata Koordinator Pengamanan dan Gakum Satgas Covid-19 Kabupaten Probolinggo, Ugas Irwanto, Senin (27/4/2020).

    Pasien Covid-19 Melonjak Jadi 30 Orang, Magetan Pertimbangkan PSBB

    Ia menyesalkan orang tua JR yang dinilai menyembunyikan anaknya. Padahal santri itu justru membahayakan keselamatan keluarganya karena membawa virus mematikan. Unggas mengancam akan melakukan penjemputan paksa untuk kali kedua jika pihak keluarga tidak segera menyerahkan JR ke RSUD Tongas.

    "Tidak kooperatifnya keluarga JR memaksa petugas menjebol pintu rumahnya. Namun sayang JR bersama keluarganya kabur terlebih dahulu sebelum petugas datang. Kami berharap segera diserahkan, karena hasil 2 kali rapid test reaktif, dan bisa menularkan virus COVID-19 ke keluarga dan tetangganya," kata Ugas.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.