PUNCAK LAWU : Para Sarjana Ini Terpesona dengan Kisah Mistis Lawu

PUNCAK LAWU : Para Sarjana Ini Terpesona dengan Kisah Mistis Lawu Para sarjana pendaki Gunung Lawu. (JIBI/Solopos/Aries Susanto)

    Puncak Lawu adalah sumber energi bagi sebagian orang. Mereka yang yang datang ke Puncak Lawu tak jarang karena dorongan enigma yang tersimpan di sana.

    Madiunpos.com, MAGETAN – Puncak Lawu seolah tak pernah sepi dikunjungi para pecinta alam maupun pecinta mistisme. Puncak yang berada di ketinggian 3.265 mdlp tersebut bahkan masuk salah satu wisata alam dengan segudang kisah mistis.

     

    Salah satu rombongan pendaki dari berbagai daerah di Nusantara ini salah satunya. Rombongan pendaki sebanyak delapan orang ini mengaku terpesona dengan kisah mistis Gunung Lawu.

     

    Sudirman, pendaki asal Samarinda ini menyebut Gunung Lawu menurutnya masuk tiga besar gunung di Nusantara yang penuh kisah mistis. Menurutnya, kisah mistis yang berselimut di Gunung Lawu tak kalah jauh menariknya dengan keindahan puncak Lawu.

     

    “Ini yang membuat saya kagum dengan Lawu. Selain keindahan alam dan tantangan medannya, kisah mistis di Gunung Lawu juga sangat menarik saya,” paparnya saat berbincang dengan Madiunpos.com selepas turun dari puncak Lawu, di Pos Cemoro Sewu, Senin (23/2/2015).

     

    Ia menyebutkan, misalnya saat perjalanan mendaki ia melihat ada orang melempar koin ke salah satu sumber mata air. Baginya, hal itu sangat menarik terlepas apa motif di belakangnya.

     

    “Tiba-tiba orang berhenti dan melempar uang koin di salah satu sumber mata air. Ini menarik bagi saya,” ujarnya.

     

    Penelusuran Madiunpos.com, ada banyak kisah mistis di Gunung Lawu. Kisah tersebut antara lain tentang misteri burung Kiai Jalak Lawu, Pasar Setan, kabut tebal yang mendadak datang, serta masih banyak lagi kisah mistis lainnya.

     

    Sudirman berangkat mendaki ke puncak Lawu bersama delapan orang. Mereka adalah para sarjana dari berbagai daerah di Nunsatara yang sedang belajar kehidupan.

     

    Jumlah delapan orang ini konon menurut keyakinan lebih aman. Pasalnya, ada keyakinan sebagian orang agar para pendaki rombongan tidak berjumlah ganjil jika tak ingin salah satunya mendapatkan petaka.

     

    “Bagi saya, mendaki gunung adalah bagian dari belajar. Dengan mendaki gunung kita diajarkan tentang cara menjaga alam, menjaga kebersamaan, semangat sportivitas dan pantang menyerah,” paparnya.

    KLIK dan LIKE di sini untuk update informasi Madiun Raya.



    Editor : Aries Susanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.