SH TERATE MADIUN : Ini Kisah Hidup Tarmadji Boedi Harsono...

SH TERATE MADIUN : Ini Kisah Hidup Tarmadji Boedi Harsono... Mendiang Ketua Dewan Pusat Persaudaraan Setia Hati (SH) Terate, Tarmadji Boedi Harsono (pshtsarolangun.blogspot.com)

    Tarmadji Boedi Harsono yang sejak kecil lebih suka duel satu lawan satu dipercaya menjadi ketua umum Persaudaraan Setia Hati (SH) Terate empat periode berturut-turut.

    Sejak 12 Tahun
    Hidup tak ubahnya seperti air. Bergerak mengalir dari hulu, berproses, menuju muara. Begitupun perjalanan hidup H.Tarmadji Boedi Harsono, S.E. Siswa kinasih R.M. Imam Koesoepangat (peletak dasar reformasi ajaran Setia Hati Terate ) ini, layaknya manusia lumrah telah berproses melewati perjalanan waktu penuh liku-liku dalamnya.

    Atas bimbingan langsung dari R.M. Imam Koesoepangat pulalah, Tarmadji—atau Mas Madji sapaan akrabnya—akhirnya mencapai puncak tataran ilmu Setia Hati (SH) . Ia dipercaya menjadi ketua umum Persaudaraan Setia Hati (SH) Terate di pusat perguruannya, Madiun, hingga empat periode berturut-turut sejak tahun 1981 hingga meletakkan jabatan itu 13 April 2014.

    Masa kecil H.Tarmadji Boedi Harsono,S.E, sebagaimana dicatat Shterate.or.id, berjalan biasa-biasa saja, laiknya seorang bocah. Di kalangan teman sepermainann, dia dikenal sebagai anak pemberani dan suka menghadapi tantangan. Sejak kecil dia suka duel di luar. Tapi ia mengaku malu jika main keroyokan (tawuran). Tarmadji kecil lebih suka duel satu lawan satu.

    Sewaktu duduk belajar di bangku kelas III SD Panggung, Madiun, misalnya, Mas Madji sudah mulai berani berkelahi di luar sekolah. Kesukaan dia untuk duel satu lawan satu berlanjut hingga duduk di bangku sekolah menengah pertama. Bahkan ketika duduk di SMAN 1 Madiun, ia terancam dikeluarkan dari sekolah jika masih suka berkelahi.

    Yang berbeda dibandingkan teman sebaya, dia lebih suka bergaul dengan teman yang usianya jauh lebih tua. Barangkali karena tabiatnya ini, kelak menjadikan cara berpikir Tarmadji cepat menjadi dewasa.

    Mas Madji mulai tertarik pada olah kanuragan (beladiri), saat berusia 12 tahun. Ceritanya, saat itu, tahun 1958, di halaman Rumah Dinas Walikota Madiun digelar pertandingan seni beladiri pencak silat (sekarang pemainan ganda). Satu tradisi tahunan yang selalu diadakan untuk menyambut Hari Kemerdekaan. Puluhan bahkan belasan pendekar dari berbagai perguruan yang ada di kota setempat naik panggung demi menunjukkan ketangkasan dalam permainan jurus.

    Malam itu, Mas Madji sempat kagum pada ketangkasan dan keluwesan para pendekar yang tanpil di gelanggang. Terlebih saat R.M. Imam Koesoepangat tampil, dan keluar sebagai juara.

    Ditolak SH Terate
    Sepulang melihat gelar permainan seni beladiri pencat silat itu, benaknya dipenuhi obsesi keperkasaan pendekar. Ia bermimipi dalam cita rasa dan kekaguman jiwa kanak-kanak. Cita rasa dan kekaguman itu menyulut keinginan dia belajar pencak agar menjadi pendekar perkasa. Sosok pendekar sakti sekaligus jumawa, persis seperti yang tergambar dalam benaknya.

    Kebetulan tidak jauh dari rumahnya, tepatnya di Paviliun Kabupaten Madiun (rumah keluarga R.M. Koesoepangat, terletak bersebelahan dengan Pendapa Kabupaten Madiun) ada latihan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate. Pelatihnya adalah R.M. Imam Koesoepangat. Di komunitas SH Terate beliau lebih akrab dipanggil Mas Imam.

    Selang sepekan sejak menonton permainan seni pencak silat di halaman Rumah Dinas Wali Kota itu, Tarmadji memberanikan diri menemui Mas Imam. Dengan suara agak gemetar, antara harapan dan kecemasan, dia meminta agar diperbolehkan ikut latihan. Namun, permintaan itu ditolak dengan alasan usianya masih terlalu muda.

    Saat itu, ada tata tertib, yang boleh mengikuti latihan Setia Hati Terate adalah anak dengan usia 17 tahun ke atas (sudah dewasa). Atau anak yang sudah duduk di bangku SMA.

    Penolakan itu menjadikan Tarmadji sedih. Obsesi pendekar sakti yang mulai terbangun di dalam jiwanya runtuh, seketika. Beberapa hari ia tak doyan makan.

    Lama kesedihan itu hinggap dalam jiwanya. Hari-hari berikutnya, Tarmadji kecil hanya bisa berharap, waktu segera terlewati dan usianya beranjak dewasa. Setidaknya, cepat masuk ke SMA, hingga dia boleh ikut latihan SH Terate.

    KLIK DI SINI untuk Kenangan Masa Kecil Tarmadji
    KLIK DI SINI untuk Kisah Mas Madji Gabung SH Terate
    KLIK DI SINI untuk Kisah Jaya Mas Madji Jadi Pendekar
    KLIK DI SINI untuk Kisah Jaya Mas Madji Jadi Juara
    KLIK DI SINI untuk Kisah Mas Madji dan Ke-SH-an
    KLIK DI SINI untuk Kisah Mas Madji, Pendekar Tingkat III
    KLIK DI SINI untuk Kisah Mas Madji Pimpin SH Terate
    KLIK DI SINI untuk Kunci Keberhasilan Mas Madji
    KLIK DI SINI untuk Pribadi Religius dan Sosial Mas Madji

    KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya

     



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.