Tarmadji Boedi Harsono tetap nyantrik kendati telah menjadi pendekar Persaudaraan Setia Hati (SH) Terate. Ia bahkan menjadi kandidat tunggal pendekar tingkat III.
Kandidat Tunggal
Sementara itu, kebiasaan nyantrik di kediaman R.M Imam Koesoepangat terus dijalani. Kepercayaan dan perhatian Mas Imam sendiri setelah ia berhasil menyelesaikan pelajaran tingkat I, semakin besar. Sampai-sampai kemana pun Mas Imam pergi, ia selalu diajak mendampinginya.
Tahun 1970 ia disyahkan menjadi pendekar Persaudaraan Setia Hati Terate tingkat II. Tahun 1971, Tarmadji dipercaya menjadi Ketua Cabang Persaudaraan Setia Hati Terate Madiun. Jabatan tersebut dijalani hingga tahun 1974.
Pada suatu siang, sekitar pukul 11.00 WIB pada tahun 1978, Tarmadji dipanggil R.M Imam Koesoepangat di rumah Pak Badini. Orang yang diminta memanggil dia adalah Soebagyo T.A.
Tanpa berpikir dua kali, ia berangkat ke Oro-Oro Ombo, tempat kediaman Pak Badini. Mas Imam mengutarakan niat akan membuka latihan tingkat III. Tarmadji sendiri yang dipilih untuk dilatih sekaligus diangkat dan disyahkan menjadi Pendekar Tingkat III.
“Kula piyambak,Mas? (Saya sendiri,Mas?)†tanya Tarmadji agak kaget.
“Njih Dik. Dik Madji piyambak!†(Ya, Dik. Hanya Dik Tarmadji sendiri!)†jawab Mas Imam.
Mendengar jawaban itu, Tarmadji dengan santun, menolak. la tidak bersedia disyahkan menjadi Pendekar Tingkat III jika sendirian.
“Kula nyuwun rencang. Mas (Saya minta teman,Mas),†pinta Tarmadji.
“Nek Dik Madji nyuwun rencang, sinten? (Kalau Dik Madji minta teman, siapa?)†tanya Mas Imam.
Tetap Tunggal
Tarmadji saat itu langsung menyebut nama-nama Pendekar Tingkat II seangkatannya. Namun Mas Imam menolak dan bersikukuh tetap hanya akan mengangkat Tarmadji sendiri. Terjadi tarik ulur. Satu sisi Mas Imam bemiat hanya akan mengangkat dia, namun Tarmadji tetap minta teman.
“Sapa Dik, kancamu?†tanya Mas Imam. Tarmadji menyebut nama Soediro.
Nama ini pun semula ditolak. Namun atas desakan dia, akhimya Mas Imam menyetujui dengan syarat ia harus mau ikut menangung risiko. Dalam pikiran Tarmadji, apa yang disebut risiko, waktu itu adalah risiko pembiayaan yang terkait dengan pengadaan persyaratan pengesahan (ubarampe). Karenanya, ia langsung menyanggupi.
Hari-hari berikutnya, Tarmadji dan Soediro, mulai berlatih tingkat III. Pelaksanaan latihan berjalan lancar. Namun pada saat mereka disyahkan, sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Sesuatu itu, adalah hal yang di luar perhitungan akal sehat. Sesuatu yang erat kaitannya dengan misteri gaib. Tarmadji tidak pemah menduga bahwa misteri itu akan berbuntut panjang. Wallahu a’lam bi ssawab, hanya Allah yang Maha Mengerti. Ternyata dalam perjalan hidup, Soediro lebih dulu dipanggil Yang Kuasa.
Peristiwa itu, sungguh, sangat menggetarkan jiwa Tarmadji. Pedih rasanya. Lebih pedih lagi, saat ia melihat Mas Imam menangis di samping jenazah saudara seperguruannya itu.
KLIK DI SINI untuk Kenangan Masa Kecil Tarmadji
KLIK DI SINI untuk Inilah Cita-Cita Tarmadji Kecil
KLIK DI SINI untuk Kisah Mas Madji Gabung SH Terate
KLIK DI SINI untuk Kisah Jaya Mas Madji Jadi Pendekar
KLIK DI SINI untuk Kisah Jaya Mas Madji Jadi Juara
KLIK DI SINI untuk Kisah Mas Madji dan Ke-SH-an
KLIK DI SINI untuk Kisah Mas Madji Pimpin SH Terate
KLIK DI SINI untuk Kunci Keberhasilan Mas Madji
KLIK DI SINI untuk Pribadi Religius dan Sosial Mas Madji
Madiunpos.com, JAKARTA – Dalam semangat berbagi di bulan suci Ramadan, para alumni Relawan Bakti BUMN… Read More
Madiunpos.com, SOLO — Ketua Umum Pasukan Bawah Tanah (Pasbata) Jokowi, David Febrian, meminta politikus PDI… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian meriahkan bulan Ramadan melalui Festival Ramadan yang dipersembahkan kepada nasabah… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian terus berkomitmen untuk menegaskan kebijakan Zero Tolerance terhadap Fraud dengan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Setelah diresmikan oleh Presiden Prabowo pada Rabu (26/2/2025) lalu, Bank Emas Pegadaian… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian meraih penghargaan Islamic Finance News (IFN Global Awards 2024) pada… Read More
This website uses cookies.