SITUS MADIUN : Tak Hanya di Solo, Penguasa Madiun Dahulu Ternyata Bergelar Mangkunegoro

SITUS MADIUN : Tak Hanya di Solo, Penguasa Madiun Dahulu Ternyata Bergelar Mangkunegoro Gapura kompleks permakaman kuncen di Kecamatan Taman, Madiun. (JIBI/Solopos/Aries Susanto)

    Situs Madiun sangat menarik untuk dipelajari. Salah satunya ialah keberadaan makam-makam Bupati Madiun era lawas yang bergelar Mangkunegoro.

    Madiunpos.com, KOTA MADIUN –Menjelajah wisata religi dan budaya di Kota Madiun akan menemukan hal-hal tak terduga. Salah satunya adalah keberadaan makam-makam para Bupati Madiun di kompleks permakaman Kuncen, Kecamatan Taman yang bergelar Mangkunegoro.

    Madiunpos.com bersama juru kunci makam, Saimunir, Rabu (14/1/2015) lalu mengunjungi makam-makam para penguasa Madiun dahulu. Di lokasi paling ujung barat permakaman, terdapat sebuah makam yang kerap dikunjungi para peziarah.

    Makam bercat hitam itu tak ada bangunan beratap di atasnya. Hanya dikeramik biasa yang dipakai bersila para peziarah.

    Dialah Pangeran Timur atau yang biasa disebut Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno. Putra Sultan Trenggono ini adalah sosok yang menjadi cikal bakal lahirnya Madiun. Atas perintah Sultan Bonang, Pangeran Timur diminta menyebarkan agama Islam di Madiun. Dan pada 18 Juli 1568, ia pun menjadi penguasa pertama di Madiun hingga 1586.

    Tepat di sisi timur makam Pangeran Timur, terdapat sebuah makam yang berada di dalam sebuah bangunan beratap. Di tembok atas pintu masuk makam tersebut tertulis sebuah keterangan demikian. “Makam R. Mas Bagus Petak/ Mangkunegoro I. Bupati Madiun II pada 1601-1613.

    “Belia adalah bupati Kedua setelah Pangeran Timur,” ujar Saimunir.

    Selanjutnya, secara berurutan di sebelah timurnya lagi, juga terdapat makam bergelar Mangkunegoro hingga Mangkunegoro IV. Nama gelar ini mengingatkan pada sosok raja Dinasti Mangkunegaran di Solo bernama Pangeran Sambernyawa alias Mangkunegoro I.

    Sejarah telah mencatat, pasukan Pangeran Sambernyawa bertempur melawan pasukan Mangkubumi (Sultan Hamengkubuwono I) di desa Kasatriyan, barat daya kota Ponorogo, Jawa Timur.

    Perang itu terjadi pada hari Jumat Kliwon, tanggal 16 Syawal “tahun Je” 1678 (Jawa) atau 1752 Masehi. Desa Kasatriyan merupakan benteng pertahanan Said setelah berhasil menguasai daerah Madiun, Magetan, dan Ponorogo.

    KLIK dan LIKE di sini untuk update informasi Madiun Raya.



    Editor : Aries Susanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.