Sudah 584 Perawat di Jatim Terpapar Covid-19, 16 Orang Meninggal

Bagi perawat yang komorbid termasuk hamil jangan sampai dinas menangani Covid-19 langsung.

Sudah 584 Perawat di Jatim Terpapar Covid-19, 16 Orang Meninggal Penghormatan RS saat nakes meninggal karena Covid-19 (Detik.com)

    Madiunpos.com, SURABAYA -- Selama pandemi Covid-19, tenaga kesehatan (nakes) posisinya paling rentan terpapar virus corona. Di Jatim, hingga 24 Juli 2020 ada 584 perawat positif Covid-19. 16 Di antaranya gugur karena terinfeksi Covid-19.

    "Terkonfirmasi positif ada 584. Meninggal 16 orang,terakhir dari RSUA. Lainnya dari Surabaya 8, Sidoarjo 2,Tuban 1, Kota Malang 1, Sampang 1, Bojonegoro 1, Kota Probolinggo 1, dan Bangkalan 1," kata Ketua DPW PPNI Jatim Nursalam M Nurs, Jumat (24/7/2020).

    "Selasa, Rabu, Kamis itu berturut-turut meninggal yang 1 Bangkalan yang dirawat di RSU dr Soetomo. Lalu ada yang dirawat di RS Siti Hajar dan kemarin yang di RSUA," lanjutnya dilansir dari Detik.com.

    Kabar Duka, Perawat RSUA Meninggal Akibat Terpapar Covid-19

    Nur, sapaan akrabnya mengatakan, dari 584 perawat yang terkonfirmasi itu kemungkinan jumlahnya lebih. Sebab, di Blitar ada sekitar 14 perawat terkonfirmasi yang belum dilaporkan secara resmi.

    "Terus menambah. Saya mendapatkan data dari kabupaten kota itu real bersama namanya, kemungkinan terus bertambah," ujarnya.

    Hasil Swab Test : 28 santri Pondok Gontor Kampus 2 Positif Covid-19

    Di Surabaya sendiri, yang terpapar ada 171 nakes. Menurut Nur, kemungkinan angka itu akan terus bertambah lagi. Sebab, dia belum meng-update sejak dua hari lalu.

    "Kira-kira 175-an lah yang pasti. Paling banyak Surabaya, kedua Sidoarjo ada 81. Beberapa hampir sama di atas 30. Yang tidak ada kasus Trenggalek, Kota Madiun, Ngawi, Magetan," jelasnya.

    Walah! Ibu Muda di Gresik Nekat Rampas Kalung Emas Balita

    Banyaknya nakes perawat yang terpapar Covid-19, Nur meminta untuk jangan lengah. Penggunaan APD di mana pun levelnya harus digunakan dengan baik.

    "Perawat harus dilakukan PCR pemeriksaan secara berkala 14 harian. Itu sudah kebutuhan. Terutama perawat yang masuk menangani di situ. Bagi perawat yang komorbid termasuk hamil jangan sampai dinas menangani Covid-19 langsung. Kan berisiko sekali," jelasnya.



    Editor : Arif Fajar Setiadi

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.