Ilustrasi pedagang pasar. (Abdul Jalil/Madiunpos.com)
Madiunpos.com, MADIUN -- Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak bulan Maret 2020 lalu membuat masyarakat tidak bisa menggelar pesta pernikahan. Kondisi tersebut membuat pedagang sembako di Kota Madiun menjerit.
Dalam tradisi Jawa, biasanya bulan Syawal (setelah Idulfitri) dan Besar (Iduladha) merupakan bulan yang cocok untuk menggelar pesta pernikahan. Saat banyak yang menggelar pernikahan, tentu banyak pula yang membutuhkan sembako. Sehingga permintaan sembako seperti beras, gula, telur, dan lainnya tinggi pada bulan-bulan itu.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Besar Madiun, Budiono, mengatakan hampir empat bulan terakhir pedagang di Pasar Besar mengeluh sepi karena ada pandemi Covid-19. Sejak ada pandemi, kegiatan masyarakat seperti pesta pernikahan dan hajatan lainnya nyaris tidak ada.
Kasus Covid-19 Tertinggi di Indonesia, Gubernur Jatim Ungkap Action Plan
“Sejak ada pandemi, pemerintah kan melarang adanya pesta pernikahan,” kata dia saat ditemui Madiunpos.com di kiosnya, Jumat (26/6/2020).
Pria yang juga pedagang sembako di Pasar Besar Madiun itu juga mengatakan pada bulan Syawal atau sehabis Lebaran hingga bulan Besar atau Iduladha biasanya banyak masyarakat yang menggelar pesta pernikahan. Sehingga pada bulan-bulan tersebut, biasanya para pedagang sembako mengalami kenaikan omzet. Tetapi, kondisi tersebut tidak berlaku pada saat pandemi ini.
Selain tidak adanya pesta pernikahan, lanjut dia, warung makan juga banyak yang masih tutup. Kondisi ini membuat pedagang sembako juga semakin sulit.
“Pelanggan saya itu kebanyakan warung-warung makan. Kemarin itu kan banyak warung makan yang tidak buka, otomatis mereka tidak belanja sembako,” ujarnya.
Paspor Hilang atau Rusak karena Musibah, Tak Ada Denda
Ia menyambut baik dengan adanya rencana pesta pernikahan sudah diperbolehkan. Meskipun masih tetap dengan persyaratan yang ketat. Menurutnya, hal itu bisa membuat perekonomian di pasar kembali bergeliat.
Budiono menyampaikan untuk saat ini sejumlah kebutuhan pokok stabil. Bahkan beberapa kebutuhan pokok ada yang mengalami penurunan harga. Seperti harga gula pasir yang sebelumnya seharag Rp17.000/kg, saat ini hanya Rp12.000/kg, bawang putih yang sebelumnya Rp16.000/kg saat ini hanya Rp12.000/kg, bawang merah yang sebelumnya Rp50.000/kg saat ini hanya Rp40.000/kg, dan lainnya.
Hal senada juga disampaikan pedagang daging ayam di Pasar Besar Madiun, Purwani. Ia menyampaikan sejak pandemi Covid-19 terjadi penurunan omzet yang sangat signifikan.
Polres Madiun Tetapkan 2 Tersangka dalam Kasus Bentrokan di Saradan
Dia menyampaikan biasanya permintaan daging ayam pada bulan Syawal itu mengalami kenaikan. Hal ini karena banyak acara hajatan masyarakat. Tetapi, sejak pandemi banyak acara hajatan yang dibatalkan.
“Sejak ada corona kan tidak ada kegiatan hajatan. Kemudian warung-warung makan juga tutup, jadi permintaan juga semakin sedikit,” kata dia.
Madiunpos.com, BALI – Pegadaian kembali rajut kolaborasi bersama Relawan Bakti BUMN untuk pembangunan desa dengan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - PT Pegadaian kembali membuka kesempatan emas bagi para pencari kerja yang ingin… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA--Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Pegadaian menghadirkan serangkaian promo menarik… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA -- PT Pegadaian mencetak pencapaian luar biasa dalam perjalanan transformasi bisnisnya, dengan mencatatkan… Read More
Madiunpos.com, DEPOK – PT Pegadaian terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung ekosistem pendidikan di Indonesia dengan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali memperkuat komitmennya dalam memperluas akses layanan keuangan produktif dengan… Read More
This website uses cookies.