Tantangan Berat Sekolah Daring Untuk Guru SLB

Kesulitan yang cukup berat harus dihadapi oleh para guru di SLB untuk memberikan ilmu pada anak didiknya.

Tantangan Berat Sekolah Daring Untuk Guru SLB Ilustrasi- Siswa SLB. (Antara)

    Madiunpos.com, SURABAYA – Sistem pembelajaran daring atau online menjadi suatu hal yang digunakan berbagai sekolah di Indonesia saat pandemi ini. Pembelajaran dengan sistem ini tentu memberikan tantangan tersendiri, baik bagi guru maupun murid.

    Jika mengajar murid normal saja banyak guru dan orang tua mengalami kesulitan, bagaimana mengajar secara jarak jauh murid berkebutuhan khusus. Seperti yang dirasakan oleh seorang guru Sekolah Luar Biasa (SLB) di Surabaya, M. Azis.

    Dilansir dari liputan6.com, Selasa (28/7/2020), Azis mengungkapkan ada beberapa kesulitan saat menjalankan sistem pembelajaran daring di sekolahnya. Jaringan internet yang tidak stabil menjadi suatu kendala yang memang dirasakan oleh banyak sekolah termasuk di sekolah tempat Azis mengajar. Selain itu, Azis mengaku kesulitan saat berinteraksi dengan para murid melalui sistem daring. Akibatnya, materi pun sulit diterima dengan baik oleh para muridnya.

    Siswi SD Kabur Usai Dimarahi Ibu Karena Habiskan Pulsa untuk Daring

    Dalam pembelajaran daring ini, para murid berkebutuhan khusus memang tidak dibiarkan belajar sendiri. Orang tua harus mendampingi proses belajar sang anak. Proses belajar via daring ini berlangsung selama 4 jam sehari. Tak jarang, ketika sang anak merasa kesulitan belajar bersama dengan kawan-kawan lainnya, Azis melakukan video call secara pribadi dengan murid. Biasanya video call secara pribadi itu dapat memakan waktu selama 1 jam hingga 2 jam.

    Perubahan perasaan sang murid

    Kendala lainnya yang harus dihadapi oleh para guru SLB adalah perubahaan perasaan sang murid. Terkadang perubahan perasaan tersebut tidak bisa membuat murid dipaksakan untuk belajar. Perubahan perasaan serta sikap para murid ketika tidak bisa bertemu langsung membuat Azis memahami pembelajaran untuk masing-masing murid itu berbeda. Azis pun harus mencari cara agar materi tetap dapat disampaikan dengan baik.

    “Untuk anak SLB kita tidak pernah memaksakan anaknya untuk belajar atau bisa mengikuti pelajaran. Mereka mau belajar saja sudah alhamdulilllah, bagus banget. Kemauan dia untuk sekolah saja sudah jadi nilai yang kita apresiasi,” ujar Azis.

    Pandemi Covid-19 Masih Mengancam, MPLS Siswa Baru di Madiun Dilakukan Daring

    Dalam pembelajaran ini, Azis mengungkapkan peran kerja sama antara guru serta orang tua sangat diperlukan. Anak-anak berkebutuhan khusus harus tetap bisa mendapatkan pendidikan meskipun lewat daring. Pemerintah Kota Surabaya pun diharapkan turut memerhatikan anak-anak berkebutuhan khusus yang memiliki metode belajar-mengajar yang berbeda. Diharapkan pula adanya sosialisasi atau pembekalan bagi guru serta orang tua murid berkebutuhan khusus.

    Pembekalan ini sangat diperlukan supaya orang tua yang sudah memiliki bekal dapat membantu peran guru di rumah. Selain dibutuhkannya sosialisasi atau pembekalan, juga diharapkan baik guru maupun orang tua murid diberikan kuota internet untuk pembelajaran daring. Hal ini dikarenakan pembelajaran daring untuk siswa berkebutuhan khusus memakan waktu yang tidak singkat.

     



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.