Virtual Hotel Operator Dorong Pertumbuhan Hotel Di Jatim

Keberadaan hotel di Jatim terus tumbuh salah satunya berkat virtual hotel operator (VHO).

Virtual Hotel Operator Dorong Pertumbuhan Hotel Di Jatim Ilustrasi pengunjung menikmati pemandangan di salah satu hotel yang kini tingkat hunian atau okupansinya mulai meningkat di Malang, Jawa Timur. (Antara)

    Madiunpos.com, SURABAYA -- Keberadaan virtual hotel operator (VHO) macam OYO, RedDoorz, dan Airy, telah mendorong pertumbuhan hotel di Jawa Timur (Jatim). Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mencatat jumlah hotel di Jatim tumbuh 13 persen pada 2018.

    Melansir Antara, Ketua PHRI Jatim, Dwi Cahyono, mengatakan dari total jumlah hotel di Jatim, 30 persen di antaranya adalah hotel berbintang, mulai dari bintang satu hingga lima. Sisanya diisi hotel nonbintang dan losmen.

    Pada 2017, kata dia, total penginapan di Jatim mencapai 1.881 hotel.  Tahun 2018 bertambah menjadi 2.180 hotel, dengan rata-rata pertumbuhan setiap tahunnya sekitar 13 persen. "Untuk data 2019 memang belum keluar. Tapi kami rasa pertumbuhannya bisa mencapai 20 persen," katanya.

    Dwi mengaku di beberapa daerah memang ada moratorium pendirian hotel budget serta hotel bintang satu dan dua. Seperti di Batu, Malang dan Banyuwangi.

    Pembangunan Pasar Legi Ponorogo Dimulai, Punya 4 Lantai dan Ramah Lingkungan

    "Di wilayah tersebut hanya mengizinkan pembangunan hotel bintang empat sampai lima karena jumlahnya memang sangat sedikit dibanding hotel nonbintang yang sudah melimpah," katanya.

    Namun demikian, hal itu tidak mempengaruhi pertumbuhan secara umum, dan diprediksi tahun ini akan tetap ada penambahan hotel di Jatim. Dwi melihat di daerah masih dibutuhkan hotel berbintang untuk menampung tamu-tamu VIP dan kegiatan ekslusif.

    "Kalau di Surabaya, hotel kelas atas sudah lumayan tercukupi. Beda dengan di daerah yang hanya ada satu atau dua hotel yang bintang empat dan lima,” ucap Dwi.

    Pembunuh Anggota PSHT Kota Madiun Divonis Hukuman Mati

    Sementara itu, Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, mengatakan meski terus tumbuh, pasar hotel berbintang di Surabaya masih sangat terbuka lebar. Sebab, pebisnis-pebisnis dari berbagai daerah yang berkunjung ke Surabaya masih cukup banyak.

    Namun demikian, Ferry memprediksi kinerja hotel di Surabaya akan cenderung stagnan dalam beberapa tahun ke depan dengan tingkat okupansi hotel rata-rata hanya 65 persen. Ini karena banyak tanggal merah yang jatuh di tengah pekan sehingga mempengaruhi bisnis.

    "Kami berharap di semester dua nanti bisnis bisa kembali bergairah setelah libur Lebaran, karena sudah tidak banyak hari libur yang jatuh di pertengahan pekan," katanya.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.