2 Dosen Ini Prediksi Pandemi Covid-19 Berakhir September 2020

Dua dosen IBE Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya melakukan riset yang hasilnya pandemi Covid-19 diprediksi berakhir pada September 2020

2 Dosen Ini Prediksi Pandemi Covid-19 Berakhir September 2020 Dosen IBE UK Petra Surabaya, Indriati Njoto Bisono. (detik.com/istimewa)

    Madiunpos.com, SURABAYA -- Pandemi Covid-19 di Indonesia diprediksi berakhir pada September 2020. Sementara pandemi Covid-19 di Jatim diprediksi berakhir lebih cepat, yakni Agustus 2020.

    Prediksi ini disampaikan dua dosen Program International Business Engineering (IBE) Universitas Kristen Petra Surabaya. Keduanya melakukan riset untuk memprediksi berakhirnya pandemi COVID-19.

    Seperti dikutip dari detik.com, kedua dosen ini yakni Dra. Indriati Njoto Bisono dan Ir. Hanijanto Soewandi. Indriati merupakan Kepala Program IBE UK Petra. Sedangkan Hanijanto adalah dosen luar biasa program IBE UK Petra yang menjabat Vice President di MicroStrategy Technology, perusahaan software di bidang Business Intelligence atau Business Analytics, USA.

    Ini Prediksi Para Pakar Kapan Pandemi Covid-19 Berakhir

    "Jika tidak ada perubahan yang mencolok dan vaksin belum ditemukan, maka untuk Indonesia pandemi diprediksi akan berakhir sekitar akhir September 2020," kata Indriati di Surabaya, Rabu (10/6/2020).

    Ir. Hanijanto Soewandi. (detik.com/istimewa)

    Sementara untuk akhir pandemi Corona di Jawa Timur, Indri menyebut dari data yang dianalisis, pandemi ini akan berakhir pertengahan Agustus 2020. "Sedangkan untuk Jawa Timur, berdasarkan data mulai 25 Maret sampai dengan 5 Juni 2020, pandemi diprediksi berakhir sekitar pertengahan Agustus 2020. Prediksi untuk 33 provinsi yang lain dapat di monitor di laman dsi.ibe.petra.ac.id," imbuh wanita yang akrab disapa Indri itu.

    Prediksi yang disampaikan ini didapat melalui proses analisis dan penelitian panjang. Indri menyebut pihaknya menggunakan tiga model untuk melakukan prediksi ini.

    Kasus baru Covid-19 di Gresik melonjak saat transisi normal baru

    Grafik prediksi pandemi Covid-19 versi dosen IBE UK Petra Surabaya. (detik.com/Istimewa).

    "Data untuk prediksi worldwide dan data per provinsi di Indonesia di ambil dari sumber resmi Kementerian Kesehatan RI. Sedangkan model yang dipakai untuk memprediksi tidak hanya satu melainkan tiga model, dari ketiganya diambil yang terbaik," paparnya.

    Tiga Prediksi Model

    Ketiga model yang digunakan awalnya dibangun untuk memprediksi pertumbuhan populasi atau Logistic Model. Kemudian tingkat penjualan dengan menambahkan faktor word of mouth atau Bass Model dan perkembangan sel tumor atau Gompertz.

    Dalam kasus Covid-19, secara natural diketahui jumlah orang yang terinfeksi akan mengikuti kurva S. Artinya meningkat perlahan-lahan kemudian meningkat cepat dan akhirnya mencapai nilai tertentu, tidak akan membesar tanpa batas.

    Sudah Bisa Periksa 10.000 Spesimen/Hari, Tim FKM UI: Prediksi Puncak Corona Lebih Presisi

    Ketiga model ini mempunyai sifat seperti di atas. Sehingga bisa dipakai untuk memodelkan pandemi COVID-19. Selain itu, ketiga model ini lebih sederhana dibanding model SIR (Susceptible - Infectious - Recovered). Namun, tetap mempunyai kemampuan tinggi untuk memprediksi wabah Covid-19 dan lebih mudah dilakukan.

    Presentasi hasil penelitian ini ditayangkan dalam dashboard yang diberdayakan oleh MicroStrategy, dan dapat diakses worldwide di laman Data Science and Innovation Laboratory IBE (dsi.ibe.petra.ac.id/covid19).

    Data dan prediksi terus menerus diperbaharui, ini yang dikenal dengan predictive monitoring. Hasil prediksi sangat tergantung pada data yang masuk dan akan berubah-ubah mengikuti pola data. Tetapi, hal ini bukan model pengambilan keputusan, melainkan model Time Series yang menggambarkan hasil dari keputusan pemerintah dan organisasi di Indonesia atau di dunia dalam menangani pandemi Corona ini.

    Pemkab Ngawi Wajibkan Takmir Masjid dan Pengurus Ponpes Jalani Rapid Test

    "Kami berdua bekerja hampir setiap hari untuk mengumpulkan data, menulis script dan memodelkan data Covid-19 dengan segala tantangan dan pernak-perniknya," imbuh keduanya.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.