Bahaya Skizofrenia Paranoid, Pengidapnya Bisa Tikam Ibunya 151 Kali, Seperti yang Dilakukan Gadis Ini

Seorang pengidap skizofrenia paranoid bisa melakukan tindakan ekstrem seperti yang dilakukan Isabella Guzman, menikam ibunya 151 kali!

Bahaya Skizofrenia Paranoid, Pengidapnya Bisa Tikam Ibunya 151 Kali, Seperti yang Dilakukan Gadis Ini Potret Isabella Guzman saat menjalani sidang yang nampak tersenyum.(suara.com)

    Madiunpos.com, NEW YORK – Baru-baru ini sebuah kasus penusukan yang dilakukan sang anak kepada ibu kandungnya mencuat. Diketahui kasus tersebut dilakukan oleh pelaku yang bernama Isabella Guzman. Dia terbukti melakukan penganiayaan kepada ibu kandungnya sendiri dengan menggunakan pisau.

    Isabella menusuk wajah dan leher sang ibu sebanyak 151 kali. Perempuan berparas cantik kelahiran tahun 1995 asal Colorado, Amerika Serikat, ini malah dinyatakan tidak bersalah karena mengidap skizofrenia paranoid. Lantas, Apa itu skizofrenia paranoid? Sebegitu bahayanya kah pengidap skizofrenia paranoid?

    Mengutip alodokter.com, skizofrenia paranoid adalah jenis skizofrenia (gangguan mental dalam jangka panjang) dengan kekhasan pada munculnya gejala positif. Gejala itu seperti waham (keyakinan pada sesuatu yang tidak nyata/delusi) dan halusinasi. Meski bisa diderita oleh siapa pun, kondisi ini lebih sering dialami oleh orang yang berusia 18–30 tahun.

    La Recoleta Cemetery, Permakaman Terindah di Dunia dengan Banyak Kisah Misteri di Dalamnya

    Skizofrenia paranoid adalah jenis skizofrenia yang paling sering terjadi. Umumnya, penderita skizofrenia paranoid akan mengalami kecurigaan atau ketakutan terhadap sesuatu yang tidak nyata. Merasa seperti diperintah, dikejar, atau dikendalikan oleh orang lain. Serta, halusinasi pendengaran merupakan gejala yang sering dialami penderitanya. Hal ini selanjutnya memengaruhi caranya dalam berpikir dan berperilaku.

    Skizofrenia paranoid merupakan penyakit yang diderita seumur hidup. Namun, dengan bantuan dokter dan perawatan rutin, gejala skizofrenia paranoid dapat diredakan. Penderitanya dapat beradaptasi dengan kondisi yang dimilikinya.

    Penyebab Skizofrenia Paranoid

    Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan terjadinya skizofrenia paranoid. Ada dugaan yang menyatakan bahwa kondisi ini diturunkan di dalam keluarga. Namun, tidak semua penderita skizofrenia paranoid pasti memiliki anggota keluarga dengan kondisi yang sama.

    Kenali Gejalanya, Telapak Tangan Berkeringat Belum Tentu Gejala Penyakit Jantung

    Seperti yang telah dijelaskan di awal, skizofrenia paranoid bisa terjadi pada usia berapa pun. Tetapi, kebanyakan kasusnya terjadi pada usia remaja dan dewasa muda antara usia 18–30 tahun.

    Faktor risiko

    Walaupun belum diketahui penyebab pastinya, berikut ini adalah beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami skizofrenia paranoid

    • Mengalami kelainan dan gangguan pada otak
    • Mengalami hipoksia atau kekurangan oksigen saat lahir
    • Mengalami trauma pada masa anak-anak, termasuk perundungan, pelecehan seksual, atau menghadapi penceraian atau kehilangan orang tua
    • Menderita infeksi virus selama masa anak-anak atau saat berada di di dalam kandungan

    Pantang Ngemis! Nenek-Nenek di Madiun Puluhan Tahun Jualan Kerupuk dengan Berjalan Kaki

    Gejala Skizofrenia Paranoid

    Gejala utama skizofrenia paranoid adalah kemunculan delusi (waham) dan halusinasi. Terutama halusinasi pendengaran. Gejala ini dapat berkembang seiring berjalannya waktu dan terkadang dapat mereda meski tidak sepenuhnya sembuh.

    Dari sekian banyak jenis delusi, delusi kejar atau keyakinan akan adanya persekusi adalah gejala yang paling sering muncul. Kondisi ini terlihat dengan munculnya rasa takut dan kecemasan yang besar pada hal-hal yang tidak nyata. Delusi kejar merupakan cerminan dari ketidakmampuan membedakan kenyataan dan bukan.

    Fakta Kasus Isabella

    Kembali ke kasus Isabella Guzman yang menikam ibunya berkali-kali, setelah ditangkap dan diperiksa psikiater dan dokter gangguan jiwa, ia diketahui mempunyai gangguan kejiwaan. Gangguan ini disebabkan karena orang tuanya bercerai saat dirinya masih kecil.

    Dalam persidangan terkuak bahwa pembunuhan itu terjadi akibat keduanya sering mengalami percekcokan. Isabella suka melawan ibunya karena sangat kesal sang ibu menikah kembali.

    Mengenal Doomscrolling, Perilaku Buruk Semakin Ngetren Sejak Pandemi Covid-19

    Isabella langsung melancarkan aksi pembunuhan kepada ibunya bertempat di rumah ibunya. Polisi menemukan jasad Yun-Mi Hoy, ibu Isabella, dengan kondisi sangat mengenaskan. Yaitu mengalami 151 tusukan di bagian wajah dan leher. Selanjutnya mayatnya pertama kali ditemukan tergeletak di kamar mandi di lantai II.

    Saat kejadian itu, yakni tahun 2013, usianya baru 18 tahun. Sempat buron, Isabella ditangkap oleh pihak kepolisian. Selama menjalani proses hukum, gadis ini suka sekali tersenyum kepada awak media. Seolah tak terjadi apa-apa. Karena itu, ia dianggap pembunuh berdarah dingin.

    Puncak kasus Isabella terjadi saat hakim di pengadilan terakhir memvonis gadis canti itu tidak bersalah. Akan tetapi, perempuan ini dikirim ke rumah sakit pemerintah di Pueblo untuk menjalani beberapa perawatan kejiwaan. Di mana menurut keterangan dokter, perempuan ini didiagnosa mengalami penyakit Paranoia Schizophrenia.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.