BARANG LANGKA : Bambu Bertuah Diburu Para Kolektor, Inilah Ciri-Ciri Bambu Palsu

BARANG LANGKA : Bambu Bertuah Diburu Para Kolektor, Inilah Ciri-Ciri Bambu Palsu Eyang Samudra, warga Dusun Ngepoh, RT 027/ RW 007 Desa Metesih, Kecamatan Jiwan, Madiun menunjukkan sepotong bambu unik dengan ujung dahan saling berhadapan. (JIBI/Solopos/Aries Susanto)

    Barang langka berupa bambu petuk kian sulit dicari. Harganya pun kian melangit. Banyak orang berlomba-lomba bikin bambu petuk imitasi. Bagaimana ciri-cirinya?

    Madiunpos.com, MADIUN – Pring petuk yang dipercaya masyarakat memiliki tuah saat ini banyak dicari oleh para pemburu benda-benda unik atau kolektor. Bahkan, orang-orang biasa yang ingin mencari peruntungan pun ikut berburu benda unik ini.

    Lantaran banyak diburu, bambu dengan dahan saling berhadapan ini pun dijual cukup mahal. Bahkan, pemilik bambu petuk asal Kabupaten Madiun, Eyang Samudra mengaku barang unik miliknya kerap ditawar orang dengan harga ratusan juta hingga Rp1 miliar.

    Hal inilah yang menyebabkan banyak orang-orang tak bertanggung jawab membuat pring petuk palsu. Caranya, dengan menempelkan tunas palsu sehingga mengarah ke bagian bawah agar tunas tersebut bertemu dengan tunas yang ada di bawahnya.

    Untuk membedakan pring petuk asli dan pring petuk palsu, inilah ciri-cirinya:

    1. Pring petuk palsu memiliki salah satu tunas yang pada pertautannya dengan ruas terdapat guratan-guratan abnormal seperti bekas dilem
    2. Dempul, lem, dan bubuk bambu biasanya terdapat pada sambungan pring petuk palsu
    3. Pring petuk palsu jika direndam akan mengambang, sedangkan pring petuk asli akan tenggelam
    4. Pring petuk yang dijamin asli biasanya masih ditanam dalam pot. Jika tunas yang tumbuh ke bawah masih segar dan hijau, itu berarti pring petuk itu memang benar-benar asli
    5. Pring pethuk asli biasanya juga ditemukan dengan ukuran besar

    Eyang Samudra, salah satu perawat bambu petuk asli mengatakan, cara paling mudah untuk menguji keaslian pring petuk ialah dengan merebus pring tersebut dengan memakai air cuka dan garam sampai berkali-kali.

    Jika pring tersebut lepas satu persatu, kata lelaki asal Kecamatan Jiwan, Madiun ini, pertanda bambu itu palsu alias hanya lem-leman. Namun, jika asli direbus berulangkali dengan air cuka dan garam tetap utuh dan tenggelam.



    Editor : Aries Susanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.