BISIK-BISIK JASA PARANORMAL : Ingin Tahu Isi Amplop untuk Paranormal?

BISIK-BISIK JASA PARANORMAL : Ingin Tahu Isi Amplop untuk Paranormal? Foto ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

    Bisik-bisik jasa paranormal identik dengan amplop atau “mahar” yang diberikan pasien kepada paranormal. Ingin tahu berapa isinya?

    Madiunpos.com, MADIUN –Tak sedikit para tamu “pasien” paranormal bertanya langsung soal tarif jasa. Namun, tak sedikit pula mereka yang malu bertanya dan memilih langsung meninggalkan sepucuk amplop berisi uang.

    Salah satu paranormal dari Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Eyang Samudra, 56, mengaku tak pernah meminta mahar kepada tamunya. Ia juga menolak jika diminta menyebutkan nominal tarif.

    “Meminta dan menyebutkan tarif adalah pantangan bagi saya,” tegas Eyang Samudera ketika ditemui Madiunpos.com di padepokannya di Dusun Ngepoh, RT 027/ RW 007 Desa Metesih, Kecamatan Jiwan.

    Lantas, bagaimana pasien itu memberikan ucapan terimakasihnya?

    Pasien Eyang Samudera, selama ini seusai memakai jasa Eyang rupanya lebih banyak meninggalkan amplop berisi uang sesuai kadar kemampuannya. Tak jarang, sebagian mereka memberikan beras, gula, rokok, dan kebutuhan dapur lainnya.

    “Saya pernah menjadi orang miskin, dan tahu betul rasanya menjadi orang susah. Makanya, seberapapun pemberian pasien harus tetap disyukuri,” paparnya.

    Ketika ditanya berapa rata-rata isi amplop yang diberikan pasiennya, lelaki empat anak ini mengaku sebagian besar adalah Rp20.000. pemberian itu berasal dari pasien langganan yang kebetulan berasal dari kalangan kurang mampu.

    “Kalau pasien dari orang kaya, biasanya Rp50.000 hingga di atas Rp100.000. Tapi, tolong dicatat, saya tak pernah meminta apalagi sampai menyebutkan tarif kepada pasien,” ujar dia mewanti-wanti kepada Madiunpos.com.

    Soal tarif ini, Eyang Samudera memang agak sensitif. Eyang mengaku memiliki kisah kelam tentang masalah tarif ini ketika ia masih bersama murid-muridnya beberapa tahun silam. Saat itu, kenangnya, murid-murid Eyang mencapai belasan orang dan membuka praktik sendiri di daerahnya masing-masing.

    “Mereka lantas jor-joran pasang tarif sampai kaya raya, namun mereka lupa laku tirakat dan hanya mengejar uang. Akhirnya profesi paranormal rusak di mata masyarakat,” kisahnya.



    Editor : Aries Susanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.