DAERAH TERPENCIL MADIUN : Mangga dari Durenan Tembus Pasar Ekspor

DAERAH TERPENCIL MADIUN : Mangga dari Durenan Tembus Pasar Ekspor Pedagangan memborong mangga Madiun saat panen tiba (JIBI/Solopos/Antara/Siswowidodo)

    Daerah terpencil Madiun seperti Desa Durenan, Kecamatan Gemarang, mampu memproduksi hasil perkebunan yang menembus pasar ekspor.

    Madiunpos.com, MADIUN — Mangga hasil perkebunan warga di daerah terpencil Madiun, seperti Desa Durenan, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun, Jawa Timur (Jatim) mampu menembus pasar ekspor. Hal tersebut disampaikan Kaur Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemerintah Desa Durenan, Sumiran, saat berbincang dengan Madiunpos.com di rumahnya, Kamis (23/9/2015).

    Sumiran menyebutkan perjuangan para petani tidak gampang dan tidak sebentar untuk membuka pasar ekspor mangga dari Durenan. "Susah juga dulu kami bersama petani membuka kesempatan untuk memasarkan mangga ke pasar ekspor. Di tengah perjuangan, kami menemukan pengepul yang siap membantu memasarkan mangga dari Durenan," jelas Sumiran.

    Sumiran menyebut petani mangga di Durenan telah terwadai dan terorganisir melalui kegiatan kelompok tani. Menurut dia, petani daerah terpencil Madiun itu memang harus saling bekerja sama dalam mengatur distribusi hasil perkebunan untuk meminimalisir persaingan pasar yang kurang sehat.

    "Melalui kelompok tani, seperti Kelompok Tani Ranu, Kelompok Tani Podang Wilis, dan Kelompok JowoManunggal, petani di Durenan bisa saling belajar dan mengembangkan potensi perkebunan masing-masing," jelas Sumiran.

    Bukan Hanya Mangga

    Pedagangan memborong mangga Madiun saat panen tiba (JIBI/Solopos/Antara/Siswowidodo)
    Pedagangan memborong mangga Madiun saat panen tiba (JIBI/Solopos/Antara/Siswowidodo)

    Kepala Desa (Kades) Durenan, Sugeng Wicaksono, menyebut bukan hanya mangga yang menjadi komoditas perkebunan di daerah terpencil Madiun itu, melainkan ada durian, avokad, dan ketela. Menurut dia, cukup banyak pedagang dari berberapa daerah di Indonesia, seperti Ciamis dan Surabaya yang mengambil stok durian dan avokad di Desa Durenan.

    "Kami berupaya mempertahankan kualitas dan kuantitas hasil bumi ini, bahkan tidak lelah untuk terus meningkatkan produktivitas. Perkebunan di Madiun maju kalau dikelola dengan baik. Kami berharap pada bidang perkebunan untuk menyejahterakan kehidupan masyarakat Durenan yang tidak semuanya beruntung," jelas Sugeng.

    Bertolak belakang dengan kemajuan perkebunan Durenan, sedikitnya 425 kepala keluarga (KK) yang tinggal di Desa Durenan tergolong penduduk miskin. Pemerintah Desa Durenan menyadari kenyataan itu dipicu banyaknya warga yang bekerja serabutan karena ketiadaaaan lapangan kerja di desa itu.

     

    KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.