Djunaidy Abdillah Jadi Legenda Favorit Pilihan Sobat Garuda

Djunaidy Abdillah mengumpulkan 40,4% suara Sobat Garuda, mengungguli pesaing-pesaingnya, yakni Yudo Hadianto yang mengumpulkan 18,2% suara, Tumsila 16,6% suara, Max Timisela 13,4% suara, dan Oyong Liza yang memperoleh 11,4% suara.

Djunaidy Abdillah Jadi Legenda Favorit Pilihan Sobat Garuda Djunaidy berhasil mengumpulkan 40,4 % suara Sobat Garuda, mengungguli pesaing-pesaingnya, Jumat (9/10/2020). (Laman-PSSI)

    Madiunpos.co, JAKARTA – Sang maestro lapangan Djunaidy Abdillah didaulat sebagai pemenang kategori legenda favorit pilihan Sobat Garuda dalam voting yang diselenggarakan oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

    Pengumuman tersebut di sahkan melalui Instagram resmi PSSI, @pssi, Jumat (9/10/2020). Djunaidy Abdillah keluar sebagai pemenang mengalahkan empat pesaing lainnya dalam kategori Pemain Legenda Terfavorit Sobat Garuda.

    Dilansir dari Instagram @pssi, Djunaidy berhasil mengumpulkan 40,4% suara Sobat Garuda, mengungguli pesaing-pesaingnya, yakni Yudo Hadianto yang mengumpulkan 18,2% suara, Tumsila 16,6% suara, Max Timisela 13,4% suara, dan Oyong Liza yang memperoleh 11,4% suara.

    IDI Berduka Lagi, Dokter di Banyuwangi Meninggal Terpapar Covid-19

    Sang legenda bintang lapangan itu kini telah beranjak menua. Bahkan pria yang lahir di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, itu kini telah berusia 72 tahun.

    Dulu, pemain sepak bola yang berposisi sebagai gelandang ini adalah salah satu pemain kebanggan masyarakat Indonesia. Bahkan, semasa kariernya ia dijuluki sebagai seorang gelandang tangguh dengan permainan elegan, serta merupakan salah satu talenta sepak bola pertama asal Lombok yang masuk jajaran penggawa Garuda.

    Dalam kariernya di dunia sepak bola, ia pernah menjajaki di klub-klub Tanah Air layaknya Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya.

    Prediksi Laga Ke-2 Timnas Indonesia U-19 vs Makedonia Utara: Susunan Pemain Berubah?

    Manchester United

    Djunaidy Abdillah mengawali karier lapangannya di Diklat Salatiga bersama Oyong Liza dan Sartono Anwar pada 1965. Dua tahun setelahnya, PSSI yang melihat bakatnya bermain bola mulai terkesan, akhirnya memanggilnya masuk mengikuti pemusatan latihan nasional (Pelatnas) Timnas Junior yang akan mengikuti kejuaraan Piala Asia Junior.

    1968 atas keberhasilannya membawa Indonesia menjadi runner up di tingkat junior, membuat dirinya debut di Timnas Senior pada tahun berikutnya. Setelah debut itu, ia didaulat mengikuti laga King’s Cup di Bangkok, Thailand.

    Dikutip dari laman resmi PSSI, pada 1975 pengalaman menarik terjadi pada Djunaidy. Pada saat Indonesia dilatih oleh Wiel Coerver, ia mendapatkan banyak ilmu dari mentornya dan bahkan ditawari untuk bermain di klub Belanda, Go Ahead Eagles.

    Aksi Emak-Emak di Palu Nyungsep Akibat Nekat Terobos Kawat Berduri

    Seusai laga melawan pemain-pemain Eropa seperti Ajax Amsterdam dan Manchester United, penampilan impresif Djunaidy di lapangan membuat Wiel Coerver terkesan.

    Pelatihnya itu pun menawarkan kesempatan baginya untuk bermain di klub Belanda, Go Ahead Eagles. Saat itu, klub tersebut sedang merajai persepak bolaan Eropa. Namun karena suatu dan lain hal yang terjadi di era tersebut, kepindahannya batal terealisasi.

    Tak jadi bermain di Eropa, kariernya pun tetap gemerlap di klub domestik. Pada era 1970-an Djunaidy berhasil mengangkat Piala Perserikatan bersama Persija dan Persebaya.

    Makanan yang Dilarang Saat Haid, Padahal Nomor 3 Banyak yang Doyan

    Setelah pensiun dari dunia sepak bola, kini Djunaidy bekerja di Pertamina. Namun hingga saat ini mantan pemain timnas itu masih aktif mengikuti perkembangan sepak bola Indonesia.



    Editor : Haryono Wahyudiyanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.