GADIS-GADIS CANTIk DI TELAGA SARANGAN : Ingin Lihat Paras Wajah Ayu Penjaga Loket, Pengunjung Usil Minta Membuka Masker

GADIS-GADIS CANTIk DI TELAGA SARANGAN : Ingin Lihat Paras Wajah Ayu Penjaga  Loket, Pengunjung Usil Minta Membuka Masker Sejumlah gadis berparas cantik bertugas menarik retribusi objek wisata Telaga Sarangan, Magetan, Jawa Timur, Senin (29/12/2014). Mereka adalah duta wisata Magetan untuk mempromosikan sejumlah objek wisata di Magetan. (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

    Gadis-gadis cantik penjaga loket Telaga Sarangan memiliki segudang kisah usil dari para pengunjung kepada mereka. Seperti apakah usilnya para pengunjung telaga di kaki Lereng Gunung Lawu itu?

    Madiunpos.com, MAGETAN--Riska Ega Wardani langsung mengajak berjabat tangan ketika Madiunpos.com mengajaknya berbincang di pos loket sisi timur Telaga Sarangan.

    Setelah mengambil duduk dengan nyaman, perempuan yang baru meraih gelar sarjana di sebuah universitas negeri di Solo ini pun membuka masker penutup hidung dan sebagian wajahnya.

    "Maaf ya tadi saya pakai masker. Soalnya, tugas di bagian loket banyak menghirup emisi gas buang kendaraan,"
    ujar gadis kelahiran asli Magetan ini, Senin (29/12/2014).

    Riska dan rekan-rekannya yang lain memang sering memilih memakai masker ketika bertugas. Bukan bermaksud apa-apa, selain sekadar menjaga kesehatan jantung dan paru-paru mereka dari polusi gas buang.
    Meski demikian, keinginannya memakai masker itu tak jarang harus ia kalahkan.

    Persoalannya, tak sedikit para pengunjung yang meminta agar masker yang menutupi hidung dan sebagian wajahnya itu dibuka.
    "Mbak, tolong maskernya dibuka dong. Saya jawab, O..iya Pak, maaf," begitu kata Riska menirukan ucapan para pengunjung diikuti ucapan maaf.

    Gadis berusia 22 tahun ini melakukan itu demi pelayanan kepada pengunjung. Baginya, pelayanan kepada wisatawan adalah segalanya.

    Senyuman, sapaan, dan keramahtamahan Ia tak ingin memberikan kesan kepada wisatawan bahwa duta wisata tertutup, bermuka masam, dan tak beretika.

    "Repotnya kan kita enggak tahu mana yang permintaan usil dan mana yang benar-benar agar bisa mengenali petugas loket," ujar Riska.
    Karena sulitnya membedakan permintaan inilah, Riska dan rekan-rekannya memilih opsi pertama, yakni membuka masker sambil tersenyum meminta maaf.

    "Kalau itu permintaan usil, ya kami tetap bersikap sopan, ramah tanpa terpancing emosi," paparnya.

    Diakui Riska, banyak sekali ulah wisatawan yang usil hanya sekedar ingin melihat paras wajahnya dan rekan-rekannya. Mereka lantas pura-pura meminta tolong agar masker penutup hidung dibuka. "Setelah masker kami buka, biasanya mereka iseng siul-siul kegirangan gitu," paparnya.

    Intan Nia Rahma Dewanti, salah satu petugas loket Telaga Sarangan berparas ayu itu mengaku tak kaget dengan ulah usil para wisatawan. Menurutnya, hal itu sebagai hal yang wajar dan tak perlu dipikir terlalu dalam.

    "Kalau pengunjung di dalam mobil suit-suit dan bercanda itu sudah biasa. Banyak sekali penumpang seperti itu, apalagi kalau semuanya laki-laki," terangnya.

    Meski demikian, Nia dan rekan-rekannya sudah memiliki jurus jitu mengatasi kehebohan tersebut.

    Salah satunya tetap mengedepankan kesopanan, baik ketika merespon atau melayani. "Kadang saya memakai bahasa kromo inggil ketika melihat para pengunjungnya orang Jawa. Biasanya dengan begitu, mereka mengerti dan tak macem-macem," jelas Riska.



    Editor : Aries Susanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.