INFLASI JATIM : Kurangnya Pasokan Beras Picu Inflasi di Jatim

INFLASI JATIM : Kurangnya Pasokan Beras Picu Inflasi di Jatim Ilustrasi inflasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

    Inflasi Jatim yang berkebalikan dengan kondisi nasional dipicu kelangkaan beras dan biaya pendidikan.

    Madiunpos.com, SURABAYA — Kurangnya pasokan beras di berbagai daerah wilayah Jawa Timur menyebabkan inflasi di wilayah tersebut sebesar 0,24%, padahal saat ini secara nasional justru sedang mengalami deflasi 0,5%.

    Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Sairi Hasbullah di Surabaya, Kamis (1/10/2015), mengakui berkurangnya pasokan beras di pasar akibat puso atau gagal panen di beberapa daerah menyebabkan naiknya harga beras di pasaran. "Memang kita akui lumayan tinggi dibanding nasional, dan harga beras kita tampaknya melampaui kenaikan di kota besar lainnya seperti Jakarta, Bandung, maupun Semarang," ucap Sairi dalam keterangan persnya.

    Sairi menyebutkan hingga September 2015 kenaikan harga beras memang kecil, yakni hanya sebesar 3,32 persen, namun pengaruhnya terhadap inflasi cukup tinggi. Ia mengaku cukup heran terkait masih terjadinya inflasi, sebab Jawa Timur memiliki stok beras terbanyak, sedangkan di Bekasi dan Depok stok beras terbatas sekali.

    "Kami menduga hukum ekonomi berlaku, yakni di mana ada sumber ekonomi maka orang akan lari ke Jatim untuk membeli beras Jatim. Sehingga permintaan tinggi dan harga beras di Jatim mengalami peningkatan," ucapnya.

    Biaya Pendidikan
    Selain beras, kata Sairi, faktor yang menyebabkan Jawa Timur masih mengalami inflasi adalah biaya pendidikan yang menyebabkan tingginya inflasi. "Biaya kuliah di Surabaya serta Malang memang lebih tinggi dibandingkan kota-kota lain, apalagi untuk perguruan tinggi swasta pembayarannya terjadi pada bulan September," tuturnya.

    Sairi mengaku, pengaruh biaya pendidikan tinggi baru terasa tahun ini, sebab tahun sebelumnya tidak pernah terjadi di Jawa Timur. "Ini mungkin karena ada gejolak eksternal pendidikan tinggi, sehingga mereka mengantisipasi dengan menaikkan biaya. Dan ini hanya terjadi pada perguruan tinggi swasta, karena kalau perguruan negeri bayarnya Agustus," ujarnya.

    Meski demikian, kata Sairi, Jawa Timur tercatat mampu mengendalikan harga cabai, bawang merah, sebab semua mengalami penurunan. Sementara berdasarkan catatan BPS Jatim hingga September 2015, komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah beras, biaya akademi atau perguruan tinggi, emas perhiasan, mobil, rokok kretek, bawang putih, wortel, upah pembantu rumah tangga, mi dan pizza.

    Sedangkan komoditas yang yang menahan inflasi atau terjadi deflasi adalah daging ayam ras, angkutan udara, telur ayam ras, cabai rawit, minyak goreng, bensin, cabai merah, bawang merah, buat pir dan cumi-cumi.

     



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.